Ide Bisnis dari Si Kecil Berbuah Manis

Kisah sukses waralaba TK Islam Ismi oleh Senita Jaya

Berawal dari diri susahnya mencari sekolah untuk si kecil. Dia merasakan betul susahnya masuk TK saat itu. Alasannya simple, anak Senita terlalu kecil untuk memulai TK. Tidak mau terus kecewa, ia memilih memulai sekolahnya sendiri. Senita membuka bisnis pendidikan pertamanya.

Hampir lelah mencari sekolah untuk anaknya kesana kemari. Senita justru menemukan jalannya dari sebuah brosur di pintu angkot yang ditumpanginya. Sebuah brosur tentang TK Islami, dan ketika dia mendatangi tempat tersebut; itu tidak lebih dari sebuah halaman yang disulap menjadi taman kanak- kanak. TK Islami tersebut dibangun di pekarangan sebuah rumah sebagai bisnis rumahan. Maski kurang fasilitas, sekolah tersebut menyampaikan program yang baik dan Sanita bisa menerima anaknya di sana.

Ini seperti kilatan, Senita tau betul bagaimana sebuah pendidikan informal butuh biaya besar. Ternyata, dia menemukan pendidikan bisa menjadi usaha yang menjanjikan. Dia harus memulai bisnis tersebut, itung- itung membantu orang tua dan anaknya yang dibawah umur. Sejak 2005, dia mulai mecicil modal usaha untuk membangun taman bermain. Dia selalu menyisikan uang yang diberikan suaminya sebagai belanja. Lambat laun sebuah sekolah mulai tercipta dengan biayanya sendiri walau baru kursi, meja, dan mainan anak- anak.

Meski kedua orang tuanya melihat bisnis ini tidak akan berjalan. Dia tetap meneruskan dengan bermodal halaman depan rumah orang tuanya. "Tak selalu diterima, brosur saya seringa ditolak mentah- mentah. Walau begitu saya tetap semangat," ingatnya di awal bisnis. Lambat laun, persepsi positif tumbuh dan jumlah murid Senita mencapai 185 murid untuk sekolah yang ia dirikan. Dia mengakui untuk semuanya butuh uang dan kerja keras. Dia mengaku awalnya biaya masuk  untuk belajar hanya sebesar Rp.600- 800 ribu bagi murid Play Group dan TK dengan SPP Rp.75.000.

Saat ini, Sanita menerapkan biaya yang lebih tinggi dengan uang masuk Rp.2,4 juta untuk TK, dan untuk PG sebesar Rp.2,2 juta. Sedangkan SPP, TK dikenakan biaya Rp.200 ribu dan PG sebesar $175 ribu. Apa tidak terlalu mahal? tentu tidak, Sanita harus benar- benar memilih guru yang tepat serta program yang mumpuni. Dia dibantu oleh 23 guru yang sebelumnya hanya sendiri mengembangkan bisnisnya ke level lebih tinggi. Bagaimana dengan tempat? Sanita tetap mempertahankan rumah orang tuanya dengan fasilitas yang lebih baik. Lainnya, dia sudah memiliki beberapa cabang resmi di beberapa kota. 

"Saya sempat usaha jagung manis, tetapi tidak saya lanjutkan. Saya memilih lebih fokus untuk bisnis PG dan TK. Ini juga saya merencanakan sekolah alam. Mereka akan bermain dan berlajar dengan alam."

Sebelum jagung manis, Senita mengaku ada usaha lain tetapi gagal. Dia pernah menjual obat herbal hingga kerudung. Sejak kuliah di Fakultas Pertanian Unmul, dia hobi untuk membuat pakain islami. Dia mengaku semuaya terjadi tiba- tiba kerena di memang menginginkan sekolah bagi anaknya. Senita Jaya mengaku sekolahnya mengantongi omset puluhan juta perbulan.

Bisnis memang seharusnya berawal dari apa yang kita pikirkan, inginkan, dan temukan.

0 comments:

Post a Comment