Kisah Sukses Sepak Terjang Si Raja Tekstil



Profil Sri Prakash Lohia, entrepreneur India yang sukses di Indonesia

Seperti ironi tersendiri ketika warga asing justru sukses di negara sendiri. Dan, beberapa warga kita harus menjadi warga negara lain, untuk sekedar sukses. Sri Prakash Lohia adalah salah satu orang asing yang berhasil di Indonesia. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun selama telah menjadi warga negara Indonesia.  Dia membayar pajak, mempekerjakan, dan membanggakan.

Prakash lahir di Kolkata, India, 11 Agustus 1956, datang ke Indonesia pada tahun 1973, sebagai pengusaha tekstil dengan ayahnya Mohan Lal Lahia mendirikan Indorama Synthetics. Tidak mudah, banyak orang India mendirikan usaha yang sama dan tidak terlalu sukses. Prakash bersama saudaranya Anil Prakash Lohia mengembangkan polyester fiber melalui Indorama sebagai basis bisnisnya.

Di 2009, Lohia bersaudara berhasil mengembangkan usahanya, Indorama Synthetics dan menjadi perusahaan synthetic terbesar di dunia. Indorama Ventures dibentuk dengan penggabungan aset mereka. Di tahun yang sama, Indorama Ventures memutuskan melakukan go public melalui Bangkok Stock Exchange.

Indorama menawarkan beberapa produk seperti polypropylene, polyethylene, PET resin, poliested sampai sarung tangan medis. Perusahaan Indorama dapat anda lihat di Jakarta, dan kantornya tersebar di 16 negara dengan total 32 pabrik termasuk yang di Indonesia. Di 2006 juga, Prakash memilih pengembangan olefin Di Afrika. Dan, sekarang menjadi pabrik petrochemical terbesar di Afrika Barat, dan perusahaan terbesar kedua di dunia.

Prakash memilih hidup sebagai warga negara Indonesia,  pengusaha Indonesia. Dan, melalui Indorama, dia berhasil masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia dan dengan kekayaan USD 2,65. Prakash dan istrinya, Seema, memiliki dua anak Amit dan Shruti. Anak laki- lakinya, Amit berhasil menjadi magna cum laude dari University of Pennsylvania’s Wharton School of Business. Dia menjadi Menejer Direktur untuk Indorama Corporation and direktur perusahaan lainnya. Putrinya, Shruti Hora, lulus dari Babson Collage dan sekarang tinggal di Singapura.