Nicholas Kurniawan: Bisnis dan Kerja Keras



Dari bisnis ikan hias hingga ikan terapi garra rufa

Nicholas Kurniawan termasuk orang yang keras kepala dalam berbisnis. Keras kepala selalu berusaha walau halangan itu pasti ada. Sebagai entrepreneur, karir Nicholas termasuk cukup unik karena memulai semuanya dari sebuah thread di Kaskus. Nicholas dari 2003, mulai iseng menjual ikannya melalui forum jual beli Kaskus. Sedikit seperti dongeng, dia yang kala itu masih duduk di bangku SMA, aktif menjual ikan hias di situs tersebut.

Pria kelahiran Jakarata, 29 Januari 1993,bukanlah seorang anak yang manja. Dia ingat betul bagaimana keluarganya sering bertengkar hingga terdengar kata cerai. Semua karena masalah ekonomi, dia juga pernah mendapat surat teguran karena menunggak uang sekolah. Nicholas masih memiliki kesadarannya, walau sering bertengkar; kedua orang tuanya menyayangi anak- anaknya. Inilah yang menjauhkannya dari pergaulan bebas.

Keadaan yang serba terbatas membimbing Nicholas memilih berusaha sendiri. Itung itung upaya meringankan kedua orang tuanya. Dari kelas 2 SD, ia menjual mainan untuk membeli mainan sebagai bisnis pertamanya. Dia kemudian menjual baju, donat, kue buatan mama di saat SMP. Ia juga pernah ikut MLM saat SMA, tetapi seperti yang sudah- sudah, dia sadar MLM bukan sumber yang baik dan gagal ditengah jalan.

Sampai mengenal Kaskus di Februari 2010!

Awalnya, Nicholas mengaku hanya iseng menjual ikan therapy dari mamanya. Dia hanya merasa kurang suka untuk ikan macam itu; dijualah ke Kaskus. Hal iseng tersebut berbuah respon yang sangat baik. Otak bisnisnya memilih untuk mencari supplier bukanya berhenti. Lewat Kaskus, dia mulai menjual ke berbagai fish therapy ke Mall, dari Blok M, Point Square, Pulit Junction. Tidak ketinggalan, Nicholas mengaku pernah menjual untuk sebuah hotel, Hotel Alexis, dan beberapa rumah anggota DPR partai Demokrat dan PAN.

Cerita tentang kegagalan usaha

Ya, Nicholas pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis. Dia pernah 3x rugi besar. Dia pernah mengambil keputusan yang salah, membuat pelanggan kecewa namun tetap belajar lagi. Sebagai contoh, dia pernah mendapatkan order besar untuk ikan hias. Saat itu, ia mengalami kesulitan untuk mengirim ke Medan. Pembeli membatalkan ordernya, dan rugi besar. Dari sana ide untuk mencari pedagang ikan garra rufa (ikan therapy) di sekita Medan.

Ternyata mencari supplier tidak berjalan lancar, ia tetap harus mencari di Jakarta karena masalah dana yang kurang. Tetapi, ia mengaku mulai berhubungan akrab dengan para penjual ikan dari sana, hingga bisnis didapatkan selanjutnya. Nicholas belajar bahwa mungkin jika bukan kerena keadaan yang sulit tersebut; dia tidak akan berkenalan dengan penjual di Medan. Dia tidak akan mengenal bisnis tersebut lebih dalam seperti soal pengepakan.

Saat bisnis gurra rufanya mulai mengalami kemajuan. Dia memulai bisnis ikan lain seperti arwana, pari air tawar, ikan import- seperti seperti arapaima, acipenser, poliodon, hingga yang sangat booming, axolotl. Intinya, Nicholas Kurniawan bukan orang yang suka berdiam diri. Dia harus selalu melihat peluang yang ada dan juga fokus tentunya. Bisnis harus tentang melihat pasar atau peka terhadap permintaan pasar. Namun, dia menyarankan fokus pada satu produk yang menjadi keahlian kita.