Goris Mustaqim, Kuliah Langsung Bisnis

Bisnis berbasis kebudayaan ala Goris Mustaqin

Lulus dari Institusi Teknologi Bandung, Goris Mustaqim memilih menjadi entrepreneur bukannya mencari pakerjaan. Dia orang yang berbeda dari orang kebanyakan, saat itu, ia membangun perusahaannya sendiri. Dia juga aktif di paguyuban sosial di Garut. Dia melalui Asgar Muda paguyuban sosial mengembangkan kota Garut yang indah, dan melalui PT. Resultan Nusantara go International

"Saya tidak pernah melamar pekerjaan" ujarnya.

Banyak hal yang ia dapat dari daerahnya Garut. Dia belajar bahwa kota tersebut memiliki kekayaan alam yanga besar. Diantaranya tanaman akar wangi yang hanya tumbuh di Garut bukan di wilayah Indonesia lainnya. Melalui tumbuhan itu, Goris mencoba menciptakan kemandirian melalui minyaknya yang dikenal "minya akar wangi".

Minyak akar wangi yang memiliki fungsi sabagai pengikat parfum agar tetap harum. Di dunia hanya tiga negara yang memiliki akar ini ucapnya yaitu Tahiti, Borbone, dan Indonesia dengan Garut nya. Disamping minyaknya, akar tersebut juga bisa digunakan untuk kerajinan tangan eksotik sehingga nilai ekonomisnya selalu ada.

Penduduk tidak hanya menyerap minyaknya tetapi juga menganyam akarnya. Dari akar wangi, penduduk mampu membuat hiasan dinding, hiasan natal, tas, hingga sajadah. Bisnis tumbuh baik di Garut sebagai satu bisnis lokal. Asgar Muda dan Goris mendukung, mengembangkan, dan memberdayakan penduduk untuk selalu berinovasi. Mereka juga memperhatikan hal kecil seperti bagaimana bisnis ini terus berjalan, walau harga bahan bakar kian mahal.

Asgar Muda bekerja sama dengan IPB mengembangkan geothermal. Ini juga termasuk menyangkut minyak akar wangi yang membutuhkan proses pemasakan, pengganti minyak tanah dan gas yang langka. Goris dan Asgar Muda ingin mempertahankan akar wangi tersebut menjadi sumber perekonomian dan budaya dengan geothermal. Goris ingin Garut dikenal melalui akar wangi dari situ juga penduduk mendapatkan pendapatan tetap. Mereka, para penduduk bisa membuat kerajinan tangan atau menjual minyaknya.

Membangun perusahaan sendiri

Pada awal 2007, dia mendirikan sebuah perusahaan bersama teman- temannya dari Bandung. Dia mendirikan perusahaan PT. Resultan Nusantara melalui join venture. PT. Resultan Nusantara merupakan perusahaan fokus megembangan RFID/SmartCard untuk berbagai hal. Produknya terutama digunakan untuk mengembangkan absensi elektronik, akses kontrol, smart parking, dan payment untuk Indonesia. Meskipun baru dua tahun beridir, PT Resultan Nusantara telah menghasilkan $500 juta dan memiliki cabang di beberapa daerah.

"Saya bergaul dengan siapa saja. Saya bergaul dengan tukang gorengan, satpam, menteri, dirut BUMN. Bergaul dengan siapa saja. Jadi punya jaringan dan network yang bagus," katanya memberi tips suksesnya.

Pria kelahiran 14 Maret dan berumur 24 tahun, mampu mengambil perhatian pebisnis Indonesia. Dia mulai dikenal sebagai sosial entrepreneur, bukan seorang eksekutif perusahaan IT. Mengikuti gerakannya, tak ayal, dia kemudian terkenal hingga negeri paman Sam. Dia pernah ikut dalam Presidential Summit Entrepreneurship 2010 sebagai yang termuda bisa go Internasional menemui orang nomor satu Amerika. Dia diundang untuk bertemu president Barack Obama secara langsung.

Aktivitasnya menjalankan PT. Resultan Nusantara bersama temannya alumni ITB serta organisasi Asgar Muda, membuatnya bolak- balik Jakarta- Garut. Bukan hal yang gampang, untungnya dia sudah sukses di usia yang sangat muda. Dia ikut mencari investor untuk akar wangi, serta menjalankan bisnis IT. Tidak sampai disitu bisnis terbarunya adalah koperasi BMT. Lagi- lagi, pria ini lebih menyenangi bisnis sosial selain bisnis serius.

"Yang penting kreatif. Itu yang kita jual. Lalu saya akan tawarkan ke orang- orang yang saya kenal sampai ada yang tertarik menjadi investor."