Aburizal Bakrie dari Viva hingga BUMI


Profil Aburizal Bakrie, perjalanan bisnis Bakrie&Brothers group yang terjal

Aburizal Bakrie lahir di Jakarta, 15 November 1946, dia yang sering dipanggil Ical merupakan direktur utama kelompok bisnis Bakrie. Ical memulai semuanya dari arah yang berbeda, ia adalah lulusan Fakultas Elektro ITB di tahun 1973 tetapi memilih berbisnis melanjutkan usaha ayahnya. Dia fokus mengembangkan usaha keluarganya Bakrie&Brothers group, sebuah perusahaan yang bekerja di banyak hal. Ical juga aktif dalam memajukan bisnis Indonesia. Dia merupakan mantan ketua KADIN atau Kamar Dagang Indonesia (1994- 2004) selama dua periode, serta sebagai Mentri Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2004- 2009).

Bagaimana sepak terjang bisnisnya? Lahir sebagai anak seorang pengusaha bukanlah perkara mudah. Ini dilihat bagaimana dia berusaha untuk mencapai posisinya sekarang. Ical harus mempertahankan group usaha Bakrie ketika krisis moneter hingga masalah politik dan hukum. Beberapa orang pengamat bahkan menyatakan ada dua hal mengenai Ical dan Bakrie&Brothers untuk disimak. Pertama, mereka mujur karena komoditas yang melonjak naik, dan kedua menganai  serbuan investor global di saat pasca reformasi. Tetapi, kami tidak berpikir begitu.

Bakrie&Brothers bergerak pada waktu yang tepat, dan mereka memilih hal yang tepat. Mereka bergerak dibidang bahan mentah ketika harga melonjak tajam. Hanya dalam setahun, keluarga Bakrie berhasil menaikan nilai kekayaan hingga $5,2 milyar. Aburizal Bakrie dan keluarga sekaligus menggusur nama terkenal lain seperti Sukanto Tanoto bos Group Raja Garuda Mas.

Tak ayal, Bakrie&Brothers berhasil membeli saham untuk BUMI senilai 40%. Mereka juga mendirikan usaha baru seperti PT. Bakrieland Development, PT. Bakrie Sumatra Plantation, PT. Bakrie&Brothers, dan PT. Bakrie Telecom. Sekarang jika dicermati perusahaan Bakrie telah menguasai segala bidang dari infrastruktur, jaringan pipa, bahan bangunan, otomotif, dan batu bara.

Lainnya, Ical melalui anaknya, Anindya Bakrie berhasil memasuki ranah media dan berhadapan langsung dengan kompetitor besar seperi Chairul Tanjung. Anindya berhasil menggerakan bisnisnya sendiri dengan sejumlah perusahaan besar di bidang telekomunikasi dan media. Dia merupakan presiden Bakrie Telecom dan Visi Media Asia yang membawahi ANTV dan TvOne. Di dunia maya, Visi Media Asia meluncurkan Vivanews yang kemudian berubah menjadi Viva.co.id.

Tidak mudah menjadi pengusaha, kami tau hal tersebut dan melihat beberapa masalah yang menyertai Ical dan bisnisnya. Sebut saja masalah BUMI yang menyeretnya bersengketa hingga akan masuk ranah hukum. Nathaniel Rothschild yang merupakan penerus dinasti Rothschild berhadapan langsung dengan Aburizal Bakrie sebagai mantan patner bisnisnya. Keduanya ngotot mengenai BUMI Plc, sebuah perusahaan yang menguasai pertambangan Indonesia. Ical menggagalkan rencana Rothschild untuk mengganti direksi dengan kekuasaanya. Bersama dengan pemegang saham lainnya, Ical berhasil menang akan hal ini. 

"Rothschild dikalahkan oleh pemegang saham BUMI Plc. Bakrie meraih kemenangan besar mengembalikan fungsi pemegang saham," Christopher Fong, juru bicara group Bakrie.

Analisis dari Maybank menyebut group Bakrie mengantongi sejumlah 30 hingga 40 persen total hal suara. Yaitu Bakrie dan Borneo 30 persen,  Flaming Luck untuk 1,7 persen, Avenue Capital 7,6 persen, Agryle Street Management 4,2 persen dan terakhir dari Stand Life yang sebelumnya membelot  2,1 persen. Disisi lain, Rothschild menang hanya untuk 14, 8 persen sehingga sisanya dianggap absen.