Showing posts with label Persaingan Perusahaan. Show all posts
Showing posts with label Persaingan Perusahaan. Show all posts

Cerita Ahok dari Pengusaha Lari ke Politik


Profil Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memulai bisnis politik

Bukan hal yang tabu bagi seorang pengusaha memilih berpolitik, tetapi sesuatu yang sulit melepaskan bisnis dari politik. Semua orang boleh saja berpolitik tetapi keluar dari bisnis tentu berpikir dua kali. Dia, Basuki Tjahaja Purnama, atau dikenal dengan Ahok lahir dari keluarga yang dekat dengan usaha. Ia merupakan putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw). Dan, kakak dari tiga orang adik, dr. Basuri Tjahaja Purnama, M.Gizi.Sp.GK. (kemudian meneruskan Ahok menjadi Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety, S.H., L.L.M. (praktisi hukum), dan Harry Basuki, M.B.A. (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan).

Keluarganya merupakan keturunan Tionghoa- Indonesia dari suku Hakka (Kejia). Ahok menjalani masa kecil di Desa Gantung, Belitung Timur, hingga menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama. Setamatnya dari SMP, Ahok memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di Jakarta dengan pertimbangan kesempatan, hingga lulus dair jenjang kuliah di Universitas Trisakti, jurusan Teknik Geologi. Kembali ke Belitung, Ahok memutuskan  menjadi seorang entrepreneur dengan mendirikan usahanya sendiri untuk memajukan masyarakat melalui CV. Panda. Sebuah perusahaan yang menjadi kontraktor bagi PT. Timah dalam pengolahan sumber daya Belitung Timur. Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah S-2 mengambil jurusan Menejemen Keuangan di Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar S-2, Ahok bekerja di PT. Simaxindo Primadaya di Jakarta bukanya meneruskan berbisnis.


PT. Simaxindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pembanguan pembangkit listrik. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Di tahun 1992, Ahok mendirikan perusahaannya sendiri dengan nama PT Nurindra Ekapersada yang kelak membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. PT. Nurindra Ekspersada bergerak di bidang penambangan, pemrosesan, dan pengepakan pasir silica. Pasir yang dihasilkan oleh perusahaan akan diproses, baik dicuci, dikeringakan dan dipak sesuai berbagai bentuk. Perusahaan tersebut ada di gunung Nayo, Desa Air Kelik, Kelapa Kampit, Province Bangka Belitung, Indonesia.

Pada tahun 1995, Ahok memutuskan untuk keluar dari PT. Simaxindo Primadaya. Dia fokus dengan perusahaan serta pabrik barunya. Pabrik yang menghasilkan setidaknya 200 tons hingga 2.000 tons, serta membangun sebuah pabrik pengolahan baru untuk pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Dari sini pula, bisa dibilang, Ahok berjasa dengan tumbuhnya kawasan industri Belitung terutama di wilayah pabrikannya. Wilayah tersebut kemudian dikenal dengan Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).

Akhir 2004, perusahaan Korea tertarik membangun Tin Smelter (pelabuhan timah) di KIAK. Dia tertarik dengan konsep yang ditawarkan. Perusahaan siap untuk pembuatan pergudangan lengkap pelabuhan. Di tahun 2004, Ahok justru banting stir menjadi Politisi daripada pengusaha. Dia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru serta resmi mecalonkan diri sebagai anggota legislatif. Di 2005, Ahok memilih menjadi bupati Belitung Timur berpasangan dengan Kahirul Effendi untuk Partai Nasional Banteng Kemerdekaan. Dia menang, tetapi memilih berhenti, di tahun 2005 resmi mencalonkan diri sebagai gubernur di Bangka Belitung.

Meski kalah, Ahok mendapatkan sorotan dengan masa jabatan yang pendek sebagai bupati. Dia dikenal sebagai orang yang berusaha keras baik secara usaha dan pengabdian. Dia memilih merakyat untuk masuk mencari kebutuhan apa yang diperlukan. Ahok juga mendapatkan dukungan dari Alm. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Dur berkata "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya".

Kalah dari Eko Maulana Ali, dia tidak gentar justru semakin bersemangat. Dia memang gagal menjadi seorang gubernur tetapi melalui pengalamannya maju ke DKI 2. Ya, Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai calon wakil gubernur dengan Joko Widodo mantan walikota Solo yang dikenal juga merakyat. Mereka mengusung konsep Jakarta Baru. Dan, hasilnya, keduanya menang meski tipis di DKI Jakarta sebagai gubernur dan wakil gubernur. Ahok berprinsip kuat untuk menggunakan kekuasaan guna membantu rakyat karena rakyat di posisi sangat lemah.

Pelopor eCommerce dari China Bercerita tentang Sulitnya Berbisnis


Jack Ma, siapa bilang guru tidak boleh berbisnis dan menjadi pengusaha

Ma lahir di Hangzhou, China dan merupakan tokoh paling berpengaruh di China (2008). Meskipun gagal dua kali, Ma merupakan tipe pekerja keras, dan benar saja, ia berhasil masuk Hangzhou's Teaching Institute (Hangzhou Normal University). Lulus pada tahun 1988, Ma menjadi sarjana pendidikan jurusan bahasa Inggris. Dia kemudian menjadi seorang guru di English International Trade, Hangzhou Dianzi University. Di bisnis, Ma masih dengan kerja kerasnya mendirikan YellowPages China. Ini merupakan situs bisnis pertama di China, dan membuka kesuksesan lain di Alibaba.com.

"Saya hanya memiliki 500 murid yang datang ketika mengajar di universitas. Gajiku saat itu 100 sampai 200 renmibi, atau mungkin sebanyak $12 sampai $15 per- bulan. Saya selalu bermimpi setalh menyelesaikan lima tahun, saya akan langsung berbisnis, hote atau apapun. Saya hanya ingin malakukan sesuatu. Di 1992, pendukung bisnis semakin maju. Saya mendaftar banyak perkejaan, tapi tidak ada yang mau menerima!, saya ditolak untuk mengisi sekertaris atau menejer dari Kentucky Fried Chiken," ucapnya mengingat masa sulitnya.

Ia benar- benar ingin berbisnis hingga menemukan internet melalui temanya. Mereka mulai coba- coba membuka Yahoo, yang kala itu masih menjadi nomor satu (Google belum lahir). Mereka mencoba mencari kata beer di Yahoo dan tak ada data dari China. Ini seperti, China merupakan negara kelas bawah kala itu. Dan, dari sinilah, Ma memutuskan membuat sebuah usaha online dan mencantumkan nama untuk China di Global. Munculnya dot com bubble, ia membawa sekitar $60.000 tanpa tau bagaimana website dibuat bahkan apa itu email. Dia bahkan tidak tau bagaimana menggunakan keyboard dan tetap berusaha. Ia berhasil membuat sebuah situs dengan bantuan teman dari Amerika.

Sekitar 5 tahun kemudian, seorang general menejer dari China Telecom menawarkan $185.000 untuk join venture. Hasilnya? Ma tidak berhasil meyakinkan dengan bisnis internetnya. Tidak putus asa, ia mencari sumber lainnya. Jangan berpikir semua mudah merupakan sebuah prinsip sederhana. Pada tahun 1999, Jack Ma memulai bisnis dari sebuah apartemen. Ia harus mengumpulkan 18 orang dan berbicara panjang lebar tentang visinya Alibaba.com. Mereka akhirnya menaruh uang di meja sebesar $60.000 untuk memulai Alibaba. Ia ingin mempunyai sebuah perusahaan global, dan nama global.

Alasan kenapa Ma berhasil dengan uangnya. Bagi Ma, ia akan sangat sulit untuk memulai visinya, ditambah buta akan internet. Dia harus berhati- hati dengan menggunakan uang untuk berbisnis. Perusahaan harus tumbuh meski dengan modal terbatas. Ma tau uang mereka sedikit. Jadi, ia tidak memiliki alasan untuk bersenang- senang. Pada akhir 1999, Ma secara resmi mendirikan Alibaba.com, sebuah situs jual beli bisnis ke bisnis.

Alibaba menerapkan bisnis ke bisnis, apa itu, sebuah usaha yang dijalankan dengan mengumpulkan supplier dan menjualnya secara retail. Atau, anda akan menjual produk secara ekspor untuk dijual kembali di China atau nagara lain. Perusahaan online tersebut diberi nama Alibaba.com sebagai pintu gerbang global, sedangkan lokal China, Alibaba disebut 1688.com. Dari situs global, Alibaba.com berhasil menjaring setidaknya 79 juta member. Semua member merupakan usaha di bidang ekspor dan impor diseleksi secara profesional.

Di 10 Mei 2003, Alibaba meluncurkan bisnis lain melalui Taobao.com. Berbeda dengan Alibaba, situs ini lebih mirip dengan eBay.com, atau consumer to consumer bisnis. Taobao memfasilitasi tiap entrepreneur membuka tokonya sendiri melalui online. Taobao lebih banyak digunakan oleh entrepreneur dari mainland China, Hongkong, Macau, dan Taiwan. Penjual bisa menjual dan memposting produk di Taobao melalui harga atau bahkan lelang. Paling banyak, Taobao digunakan untuk menjual secara langsung, sedangkan lelang hanyalah sedikit dari persentase.

Taobao juga menggunakan cara escrow atau penghubung buyer- saller langsung, Alipay, membuat situs semakin terkenal. Hasilnya, Taobao menjadi bisnis terpercaya hingga menguasai pasar sekitar 8% melonjak 59%. Di antara 2003- 2006, Taobao berhasil menjual lebih dari eBay China sekitar 79%-36%. Ini bahkan memaksa eBay untuk menutup usahnya di China. Di Juni 2006, Jack Ma selaku CEO Alibaba Group mengumumkan Taobao akan dipisah menjadi dua bisnis berbeda. Taobao akan dipisah menjadi TMall.com untuk market place, dan eTao sebagai search engine.

Jack Ma berkata tentang nama, "Suatu hari saya ada di sebuah coffe shop tepatnya di Francisco, dan berpikir Alibaba nama yang bagus. Dan kemudian pelayan datang, saya bertanya tentang Alibaba dan menjawab "Alibaba dan 40 penyamun". Dan saya berkata benar, ini nama yang bagus! kemudia di jalan saya bertanya kepada setidaknya 30 orang dan bertanya. Anda tau Alibaba? mereka dari India, Jerman, Tokyo, China, mereka menjawab tau tentang Alibaba. Alibaba dan open sesame. Alibaba baik hati, entrepreneur sejati, dan membantu rakyat desa. Jadi, itu juga mudah dieja hingga diketahui secara global. Alibaba membuka bisnis untuk entrepreneur besar dan kecil. Kami juga mencatat nama Alimama, siapa tau ada yang akan melamar kami!."

Aburizal Bakrie dari Viva hingga BUMI


Profil Aburizal Bakrie, perjalanan bisnis Bakrie&Brothers group yang terjal

Aburizal Bakrie lahir di Jakarta, 15 November 1946, dia yang sering dipanggil Ical merupakan direktur utama kelompok bisnis Bakrie. Ical memulai semuanya dari arah yang berbeda, ia adalah lulusan Fakultas Elektro ITB di tahun 1973 tetapi memilih berbisnis melanjutkan usaha ayahnya. Dia fokus mengembangkan usaha keluarganya Bakrie&Brothers group, sebuah perusahaan yang bekerja di banyak hal. Ical juga aktif dalam memajukan bisnis Indonesia. Dia merupakan mantan ketua KADIN atau Kamar Dagang Indonesia (1994- 2004) selama dua periode, serta sebagai Mentri Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2004- 2009).

Bagaimana sepak terjang bisnisnya? Lahir sebagai anak seorang pengusaha bukanlah perkara mudah. Ini dilihat bagaimana dia berusaha untuk mencapai posisinya sekarang. Ical harus mempertahankan group usaha Bakrie ketika krisis moneter hingga masalah politik dan hukum. Beberapa orang pengamat bahkan menyatakan ada dua hal mengenai Ical dan Bakrie&Brothers untuk disimak. Pertama, mereka mujur karena komoditas yang melonjak naik, dan kedua menganai  serbuan investor global di saat pasca reformasi. Tetapi, kami tidak berpikir begitu.

Bakrie&Brothers bergerak pada waktu yang tepat, dan mereka memilih hal yang tepat. Mereka bergerak dibidang bahan mentah ketika harga melonjak tajam. Hanya dalam setahun, keluarga Bakrie berhasil menaikan nilai kekayaan hingga $5,2 milyar. Aburizal Bakrie dan keluarga sekaligus menggusur nama terkenal lain seperti Sukanto Tanoto bos Group Raja Garuda Mas.

Tak ayal, Bakrie&Brothers berhasil membeli saham untuk BUMI senilai 40%. Mereka juga mendirikan usaha baru seperti PT. Bakrieland Development, PT. Bakrie Sumatra Plantation, PT. Bakrie&Brothers, dan PT. Bakrie Telecom. Sekarang jika dicermati perusahaan Bakrie telah menguasai segala bidang dari infrastruktur, jaringan pipa, bahan bangunan, otomotif, dan batu bara.

Lainnya, Ical melalui anaknya, Anindya Bakrie berhasil memasuki ranah media dan berhadapan langsung dengan kompetitor besar seperi Chairul Tanjung. Anindya berhasil menggerakan bisnisnya sendiri dengan sejumlah perusahaan besar di bidang telekomunikasi dan media. Dia merupakan presiden Bakrie Telecom dan Visi Media Asia yang membawahi ANTV dan TvOne. Di dunia maya, Visi Media Asia meluncurkan Vivanews yang kemudian berubah menjadi Viva.co.id.

Tidak mudah menjadi pengusaha, kami tau hal tersebut dan melihat beberapa masalah yang menyertai Ical dan bisnisnya. Sebut saja masalah BUMI yang menyeretnya bersengketa hingga akan masuk ranah hukum. Nathaniel Rothschild yang merupakan penerus dinasti Rothschild berhadapan langsung dengan Aburizal Bakrie sebagai mantan patner bisnisnya. Keduanya ngotot mengenai BUMI Plc, sebuah perusahaan yang menguasai pertambangan Indonesia. Ical menggagalkan rencana Rothschild untuk mengganti direksi dengan kekuasaanya. Bersama dengan pemegang saham lainnya, Ical berhasil menang akan hal ini. 

"Rothschild dikalahkan oleh pemegang saham BUMI Plc. Bakrie meraih kemenangan besar mengembalikan fungsi pemegang saham," Christopher Fong, juru bicara group Bakrie.

Analisis dari Maybank menyebut group Bakrie mengantongi sejumlah 30 hingga 40 persen total hal suara. Yaitu Bakrie dan Borneo 30 persen,  Flaming Luck untuk 1,7 persen, Avenue Capital 7,6 persen, Agryle Street Management 4,2 persen dan terakhir dari Stand Life yang sebelumnya membelot  2,1 persen. Disisi lain, Rothschild menang hanya untuk 14, 8 persen sehingga sisanya dianggap absen.  

CEO Biznet, Veteran Koneksi Internet, Bercerita Tentang Usahanya


Kisah Sukses Adi Kusuma pemilik Biznet

Biznet telah menjadi veteran menyambungkan dunia maya ke pelanggan. Meski belum seperti sekarang, Adi Kusma, sebagai CEO Biznet telah memberikan layanan prima untuk pengguna sekala perusahaan. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa kala itu sebelum operator, Biznet juga telah membuat sambungan untuk tiap warnet yang ada. Kebanyakan pelanggan internet umumnya memang tertarik untuk mendapatkan koneksi internet yang murah dan cepat, tapi dengan murah apa bisa memberi kecepatan maksimal.

Adi sudah akrab dengan komputer semenjak muda hingga disebut kuper. Dia kemudian beralih menjadi penyedia broadband handal. Jauh sebelum operator selular menggunakan layanan 3G, Biznet telah mengudara dengan koneksinya. Perusahaan yang didirikan olehnya dari  kecintaannya akan dunia komputer.

Biznet menyediakan koneksi internet berkualitas dengan kecepatan tinggi. Perusahaan ini membidik pasar perusahaan yang lebih loyal. Jika sambungan internet mati, mereka akan mencari Biznet atau harus merugi. Mereka juga lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Ini berbeda dengan operator selular.

Lulus SMA, dia pernah sekali meninggalkan komputer demi bersekolah Teknik Industri di Oregon State University. Tetapi tidak bertahan lama, dia kembali menggeluti komputer hingga mengindahkan keinginan orang tua untuk meneruskan perusahaan baja. Tetapu juga, dari sini, ia mendapat pencerahan bahwa bisnis koneksi akan menguntungkan. Dia hanya membutuhkan sedikit keberanian serta mental untuk memutar otak; mengakali kecepatan internet.

Start- up bisnis ala Biznet

Ia yang sebelumnya bekerja di perusahaan affiliasi MID Plaza membuka bisnis sambungan dengan US$5 juta. Alasannya? tentu faktor prospek, salain itu dia juga meyakini perusahaan akan menerima idenya; bahwa koneksi cepat merupakan yang terbaik. Dia menempatkan dirinya menantang penguasa koneksi PT. Telkom yang konon kala itu masih sangat buruk koneksinya.

Ia membangun sebuah perusahaan sendiri bernama Supra Primata Nuzantara dengan merek dagang Biznet. Perusahaan tersebut fokus membangun jaringan wireless sebagai bisnis utama. Palanggan perusahaannya kebanyakan merupakan kantor setempat seperti sekitar MID Plaza pada awalnya. "Waktu itu kecepatannya kurang lebih 10 Mbps," ujarnya lebih lanjut Ini tidak terlalu besar dengan paket HSPA+ sebesar 21 Mbps.

Dia menjawab kesulitan dalam kecepatan dengan server luar. "Menyewa Bandwitch dari luar sangat mahal, karena kabel laut yang masuk Indonesia masih sediki," ujarnya menjelaskan Atau, ia memilih membangun jaringannya sendiri.

"Sekarang palanggan Biznet merupakan korporat mencapai 80% " ujar pria berumur 33 tahun ini. Pelanggan Biznet membayar tarif beragam dari Rp.500.000 hingga Rp. 10 juta per- bulan untuk korporasi dan tentunya bukan untuk satu dua komputer. Dia juga yakin prospek bisnis koneksi internet masih akan terus diminati terutama untuk individu.

Menghadapai tantangan usaha

Ketika membangun Biznet, Adi pernah mengalami tantangan terberat sepanjang usaha. Dia merasakan yang namanya ditolak. Tetapi, di tahun 1998, kenyataan berbalik ia kemudian menjadi incaran perusahaan yang beralih dari kata murah. Perusahaan yang mengalami krisis memilih menahan pengeluaran sewa gedung sehingga mau tidak mau; koneksi internet menjadi pilihan utama. Adi Kusuma sudah bersiap dengan Biznet berkecepatan maksimal mampu meyakinkan pelayanan menyamai provider lain.

Biznet yang fokus membangun jaringan kabel optik hingga kecepatan meningkat. Adi enggan menyebut angkanya. Namun, pada saat itu kabel optik biznet telah berjalan dari 10 kilometer dari jalan Sudirman di tahun 2005. Akses internet terus meningkat sehingga membuat Biznet memiliki pelanggan baru walau kala itu harganya cukup mahal.

Akses yang cepat mendongkrak nilai Biznet lebih lagi. Pelanggan perusahaan sadar memilih kecepatan dibanding harga yang ditawarkan. Mereka tidak legi memilih harga, apalagi dengan ekonomi yang membaik. Percuma jika harganya murah tetapi harus menunggu lam untuk bertransaksi. Biznet tak ragu mematok harga premium kala itu.

Hari ini, Biznet telah memiliki kabel optik sepanjang 1.100 Km dari Serang sampai pulau Bali. Sebagai veteran sekarang karyawan Biznet meningkat dari  empat orang manjadi 1000 orang. Adi juga berpikir untuk mentarget koneksi individual seperti operator seluler. Untuk sekarang, Biznet tetap fokus untuk memberikan layanan internet ke korporasi.

Arsanesia,Game Entreprenur Asli Indonesia


Kebangkitan game asli Indonesia mencoba menembus pasar dunia

Dari proyek kuliah, Arsanesia, perusahaan game asli Indonesia diprakarsai oleh 5 orang mahasiswa ITB; Ihwan Adam Ardisasmita, Dea Renata Vania, Khairul Annas, M. Hazki Hariowibowo, dan M. Ikhsandana Siregar tumbuh menjadi bisnis serius.

Dari obrolan iseng, perusahaan yang merupakan sambilan dan tugas kuliah mendadak haru berkutit dengan kerasnya jadwal kerja. Tanpa disangka, dengan kemauan keras serta kreatifitis tinggi mengikuti. Mereka menjalankan Arsanesia sebagai perusahaan resmi. Dengan mengusung visi mereka sendiri: "Menjadi perusahaan digital entertainment terbesar di Indonesia yang memelihara dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia." Arsanesia memulai perjalanan panjangnya mewujudkan visinya diantara perusahaan game asing yang masuk.

Ikut kontest business plan hingga menang acara pemeran

Mereka setuju proyek kampus mereka ke jenjang lebih serius. Pada 2 April 2011, mereka berkumpul kembali untuk membuat sebuah business plan. Dari tanggal itu pula, lahirlah Arsanesia. Aranesia merupakan nama yang berasal dari dua bahasa berbeda. Arsa bahasa Sansekerta yang berarti kesenangan, sedangkan nesia berasal dari bahasa Yunani berarti pulau.

Arsanesia memasukan business plan mereka ke sebuah acara di Bandung. Bandung Festival Night yang diadakan oleh East Venture, sebuah perusahaan venture capital asal Singapura. Tim Arsanesia berhasil masuk ke 10 besar dab berkesempatan bertemu investor. Dari sanalah, mereka memulia start- up sebagai bisnis sebenarnya berharap keberuntungan mengikuti.

Pertama start- up, bisa dibilang perusahaan yang hanya sekedar obrolan iseng berubah benar- benar serius. Dimulai dari kampus ke kampus, mereka membuka kantor di sana bukan hanya itu dengan jadwal kuliah yang berbeda; sulit memulai membuat. Di awal, mereka memilih kampus sebagai kantor mereka; tidak cukup bagus tetapi lebih baik daripada tidak ada. Di Desember, Arsanesia resmi ngantor di pekantoran tentu hasil patungan di daerah Sukajadi. Mereka fokus dengan bekerja di kantor untuk sekedar membayar hutang. Hasilnya? lumayan, semuanya mulai berjalan baik selanjutnya.

Di pameran Communicasia 2011, Arsanesia mengeluarkan game terbaiknya untuk ajang besar Singapura. Mereka memperkenalkan Gamelan Player. Game telephon genggam yang memungkinkan orang mendengar suara merdu gamelan serta memainkannya sendiri. Game yang kemudian mendapatkan skor 4 dari 1-5 yang berarti bahwa game tersebut telah memenuhi harapan. Gamelan Player menjadi merek dengan pengunduh besar, 33 ribu pengunduh di awal peluncuran.

Berubah besar seiring waktu

"Kami ingin menyajikan kembali kekayaan Indonesia melalui media yang menyenangkan," ujar Adam Ardisasmita CEO Arsanesia serta Vice President of Nokia Indonesia Community Enthusiasts (NICE). "Di era digital seperti ini, sulit mengajak anak- anak kecil untuk menonton wayang kulit atau teater, karena itulah Arsanesia dibuat untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia dari kepunahan melalui game."

Melalui berbagai jalan, seperti Apple App Store, Google Play, Windows Market Place, Nokia OVI Store, diharapkan terjadi persaingan terbuka bagi merek lokal. Arsanesia yang mengusung budaya saat ini memiliki beberapa game unggulan untuk dijual; seperti Gamelan Player, Si Pitung, Temple Rush Prambanan, Wago Warrior, Slapillar, Little Lea dan Flipallago. Mereka berhasil membuat dunia melihat Indonesi terbukti dari jumlah pengunduh.

Hingga sekarang, game buatan perusahaan ini diunduh oleh banyak negara. Persentasenya dari India sebesar 26%, Indonesia 15 %, Thailand 10%, Filipina 10%, dan Malaysia 10%. Sisanya,Vietnam, Pakistan, Italia, Brazil, Mexico, Russia, Finlandia, Arab Saudi, Jerman, Turki, Mesir sebesar 1-2 persen. 

Gamenya memang baru dijangkau produk Nokia. Namun, khusus Temple Prambanan telah tersedia di Google Play. "Kami juga sedang mengurus ijin memasukan aplikasi kami ke Apple Store," ucap Adam. Lebih lanjut, Arsanesia dikabarkan mengembangkan game baru berkolaborasi dengan pencipta komik serta perusahaan chip nomor satu di dunia. Mereka, lima anak muda asal ITB, berharap adanya tempat bagi Indonesia seperti Disney Land dengan karakter lokal.

Pencipta Fruit Ninja: Shainiel Deo


Cerita tentang game Fruit Ninja, perjalanan karir seorang pembuat game

Shainiel Deo memulai karirnya dari sebuah perusahaan kecil yang dia bangun sendiri. Perusahaan yang hanya fokus untuk membuat game atau karakter digital bernama Halfbrick Studio. Hal semacam game merupakan bisnis yang umum. Beberapa perusahaan ikut bisnis tersebut menang banyak mengikuti perkembang gadget. Dia hanya seorang passion person; orang yang mengikuti passion. Dia melakukan pertaruhan dengan perusahaanya untuk menjadi pamain global.

Deo tidak pernah berpikir untuk menjadi jutawan. Tentu tidak, dia hanya melakukan pekerjaannya dangan passion. Dia, 23 tahun, seorang CEO perusahaan asal Australia. Halfbrick Studio penghasil game kasual kelas dunia terutama Fruit Ninja. Fruit Ninja, game yang memberikan rasa candu. Game yang fokus dengan ketajaman grafik, speed, serta details. Fruit Ninja hanya dijual seharag 99 sen pada April 2010, semenjak rilisnya itu lebih dari 10 juta pengguna telah mendowloadnya.

Berdasarkan Entertainment Software Association, menyatakan game kasual dengan kemampuan pelepas stress memiliki nilai yang tinggi. Mereka melangsir setidaknya 47persen game yang beredar merupakan game tipe ini. Mereka mendominasi bisnis serta penjualan tertinggi. Terutama, pengguna iPhone dan iPad yang terus tumbuh serta tingkat stress yang menggunung. Deo menemuka Halbrick tahun 2001 di Brisbane, Australia, sebuah perusahaan yang dulunya tidak terfokus ke game kasual. Mereka lebih sering menciptakan karakter anak- anak untuk TV. Geme yang dimainkan di Xbox, Playstation serta berbagai website; sebuah game umum. Tetapi, munculnya iPhone memberikan pertumbuhan bagi Halfbrick untuk bisnis game kasual.

App Store memberikan semacam kebebasan tanpa adanya perantara reseller. Perusahaan seperti Halfbrick bisa menempatkan produknya sekaligus promosi. Mereka bisa menjual bisnisnya secara langsung ke seluruh dunia. Halfbrick berubah menjadi perusahaan multi- juta. Halfbrik sekarang fokus untuk ponsel pintar. Formula sukses? mudah, hanya perlu game dengan detail tetapi meninggalkan jejak kecil, game haruslah tidak menghabiskan banyak daya baterai. Deo melihat kedepan juga untuk ponsel Android yang mulai marak. Lainnya, dia dan perusahaan masih memegang kunci di game flash atau HTML5.

"Development merupakan 50 persen," ucap Deo. Ia juga menambahkan,"tetapi jika ingin sukses, promosi menempati tempat lebih banyak. Kita harus memiliki relasi yang baik antara media dan platform. Kita juga membutuhkan viral video untuk sekedar promosi. Kita membutuhkan kontrol menejemen bagi komunitas pendukung dalam hal saling mempromosikan."

Deo percaya masalah lain cuma ada "bagaimana untuk masuk ke pasar". Dia menyebut segala hal baru tentang nexus, cloud computing dan sosial media, dimana Halfbrick perlu mengatur level tersendiri sampai memasarkannya kepada para fans. Terlihat lebih sulit, Deo sekarang hanya akan fokus menggunakan prinsip game kasual; mudah, langsung, membuat candu serta menghibur.