Takafumi Horie Sebuah Kesuksesan yang Memaksa



Skandal entrepreneur terbesar di Jepang, kasus Livedoor.com

Berbeda dari negara asalnya, Jepang, Takufime Horie memilih gaya yang berbeda dalam berbisnis. Ia tak jarang ditemui dengan hanya kaos atau bahkan kemeja tanpa dasi. Dari segi bisnis, ia menggunakan gaya entrepreneur ala Amerika. Atau, kita menyebutnya gaya koboi dengan arogansinya mencoba mengkapitalis entertainment. Sebuah koran bahkan menyebutnya "Kind of Men", yang berarti orang yang tega. Apa yang dia lakukan sebenarnya? sebagai entrepreneur dan CEO, Horie membesarkan pursahaanya melalui merger dan akuisisi.
 
Lahir di Yume, Fukuoka Perfecture, Takafumi Horie hidup sabagai standar orang Jepang. Ayahnya adalah pegawai kantoran dan ibunya, mengerjakan lahan. Horie berkuliah di universitas terkenal di Jepang, University of Tokyo, dan memilih jurusan agama, sedangkan passionya adalah internet. Di tahun 1995, Ia memilih Drop- Out, Horie dan beberapa teman sekelasnya, mulai mebesarkan perusahaan benama Living' on the Edge.

Dimulai dengan Living' on the Edge, sebuah perusahaan konsultan web yang dikerjakan Horie dan teman- temannya, dan berubah menjadi perusahaan resmi bernama Livin' On the Ede.Inc, pada April 1996, di Minato, Tokyo. Livin' On the Edge. Perusahaan yang sebelumnya merupakan perusahaan tertutup, tetapi berubah menjadi sebuah perusahaan terbuka. Perusahaan masuk ke dalam bursa saham Tokyo di July 1997, dan masuk secara publik di Tosho (bursa saham Jepang, di Indonesia IHSG) pada 2000. Di November 2002, Livin' On the Edge mengambil alih sebuah web portal bernama Livedoors, dari perusahaan Livedoor Corp yang hampir bankrut. Akhirnya, pada Novemver 2003, Livin' On the Edge resmi menggunakan nama perusahaan yang diambil alihnya, dan secara resmi berubah menjadi Livedoor Co. LTd.

Apa itu Livedoor? Livedoor merupakan web portal yang terkenal di Jepang, dan memiliki beberapa bisnis lain. Horie membangun Livedoor dengan menggabungkan antara web portal dengan broker, perbankan, hosting, hingga entertainment. Dari entertainment, pengunjung akan disuguhi berita tentang selebriti, olah raga, berita dan tips perjalanan yang ditulis juga oleh Horie.

Salah satu usaha yang sengat menarik, Livedoor berupaya membeli sebuah tim Baseball, Kintetsu Buffalos, tetapi gagal. Pembelian tersebut ditolak mentah- mentah oleh menejer baseball. Pada September 2004, perusahaan membuat tim sendiri bernama tim Livedoor, tetapi harus kalah di penyisihan oleh tim tuan rumah. Dari langkah tersebut, Livedoor mendapat julukan pembangkang dari sebuah sistem di Jepang, baik dari ekonomi, politik hingga sosial. Livedoor juga tumbuh dari berbagai berita yang menyertai

Lainnya, Livedoor melakukan pengambil alihan perusahaan milik asing, seperti perusahaan MailCreations di Miami, Florida pada tahun 2004. Dan, Livedoor berada dibawah kendali Horie, membeli sebuah perusahaan iklan teks dan pencarian di Amerika. Secara resmi, Livedoor telah memiliki kantor pusat di Amerika pada November 2005. Media sengat menikmati setiap langkahnya, karena berbeda dengan entrepreneur Jepang kala itu. Dengan melakukan pengambil alihan paksa, Livedoor mencoba menantang raksasa media Fuji dan menjadi headline setiap surat kabar.

Pertama- tama, Horie mendekati Nippon Broadcasting System, perusahaan kecil yang afiliasi dengan Fuji TV. Ia kemudian membeli banyak saham melalui Livedoor. Dua bula kemudian, Fuji TV merasakan bahaya dari Livedoor yang mencoba masuk ke perusahaan. Fuji menghentikan upaya pengambil alihan "paksa" tersebut karena bertentangan dengan hukum Jepang. Akhirnya? Horie tidak mendapatkan apa- apa, tetapi juga tidak rugi besar. Fuji TV setuju membeli 15 saham dair Livedoor untuk mengganti aset yang hilang.

"Para eksekutif itu tidak memiliki aset dibandingkan dengan entrepreneur pemilik usaha yang dengan usahnya sendiri membangun semuanya," ucapnya menanggapi penolakan yang didapatkan. "Mereka hanyalah lintah di dunianya yang kecil dan, kurang darah segar, mereka hanya berpikir tentang membatasi dunia bisnis."

Agustus 2005, Horie mengumumkan untuk masuk ke Politik. Dari sinilah masalah datang, dengan sikap yang tidak kompromi, ia harus berhadapan dengan sistem yang kuat. Dia harus mengakui kekalahan dari Shizuka Kamei, dengan 110.979 dan 84.433. Dari Januari 2006, Horie ditangkap dengan tuduhan penerobosan keamanan data pribadi hingga pencucian uang. Livedoor kehilangan nilai 14,5 persen bahkan membuat indez Tokyo harus berhenti. Livedoor diduga melakukan securities fraud (window dressing dan membaut panik pemilik saham) di 17 Januari 2006.

Livedoor membuat panik pasar sehingga memaksa pemilik sahamnya berubah menjual secara besar- besaran di Tokyo Stock Exchange. Pemilik saham Livedoor mencoba menjual sahamnya tetapi tidak diperbolehkan oleh broker. Hal tersebut membuat system crash, dan akhirnya Livedoor menyebabkan Tosho harus tutup dua jam lebih awal.Skandal memuncak di 16 Januari 2006, ketika para auditur memaksa masuk ke beberapa tempat, rumah Horie, dan rumah eksekutif Livedoor di beberapa rumah. 13 Maret 2006, CEO Horie didakwa dua setengah tahun dan eksekutif Livedoor beberapa hari selanjutnya.

Setelah kehilangan 90% saham, dari empat bulan dan terbukti securities fraud, Livedoor dicoret dari Tosho tepatnya pada 14 April 2006. Fuji TV melakukan tuntutan kerugian kepada Livedoor sebesar 35 miliar yen, disusual oleh 3.340 individu pemilik saham sebesar 23 miliar yen. Tuntutan, semuanya dari pemilik saham menuntut Livedoor untuk 7,6 miliar yen dan diikuti tuntutan lain sebesar 4,9 miliar yen. Livedoor kemudian menuntut balik CEO Horie dan ekeskutifnya dengan 21 miliar yen dan menghasilkan 760 juta yen.

Ada rumor yang menyatakan bahwa Livedoor melakukan penjualan aset sebesar 2 miliar yen pada 2008. Beberapa pemilik web portal di seluruh dunia tertarik untuk membeli, tetapi tak ada IPO. Malah, Livedoor akhirnya dijual kepada sebuah web portal asal Korea 6,3 miliar yen. Bagaimana dengan Horie? kekayaanya turun dari 1,3 miliar yen manjadi hanya 280 juta yen di Juni 2006. Horie membuat buku berjudul Complete Resistance, sebuah pengakuan ke tidak bersalahan. Dia mengaku menjadi target dari pemerintah karena kekayaanya, bukan karena sifat atau tindak kriminal.