Virgin itu Penting untuk Beberapa Orang


Profil Richard Branson CEO Virgin Groups petualang sejati

Semasa muda, Richard Branson bukanlah murid yang mengagumkan. Dia seorang dyslexic dan hampir buta, tetapi dia berhasil merubah sesuatu menjadi nyata melalui bakat entrepreneur. Ketika 17 tahun, Richard dan temanya membuat skoran yang isinya mengenai politik, rock star, dan selebriti setiap harinya. Ibunya, Eve membantunya dengan uang saku dan menulis cerita dan memasarkan koran tersebut tetap bertahan. Koran tersebut diluncurkan pada 1968, dangan nama the Student.

Beberapa waktu setelahnya, Richard memutuskan meneruskan bisnisnya, sebagai redaksi korannya sendiri. Koran yang diberi nama the Student, Ada sebuah kisah menarik dan juga awal lahirnya Virgin. Itu juga dimulai ketika menjalankan the Student dari basement. Richard menyadari beberapa toko tidak memberi diskon. Toko- toko ini tidak memberi diskon untuk kaset. Akhirnya, the Student, koran milih Richard menawarkan sebuah diskon untuk kaset- kaset dengan diskon khusus. Benar saja, permintaan akan kaset melonjak dan melebihi koran itu sendiri. Dia mendapatkan ide dari hal tersebut dan memilih mendirikan Virgin Records, sebuah toko kaset yang kemudian menjadi sebuah perusahaan label rekaman.

Semenjak itu, Virgin merupakan brand terbaik hingga akhirnya banyak orang yang mengklaim nama itu sebagai bisnis mereka. Richard sendiri tidak mengambil pusing, justru dia meyakinkan dirinya dengan nama tersebut sebagai awal kesuksesan. Selanjutnya, usaha- usaha baru bermunculan yang memang Virgin asli.

Richard memilih hidupnya untuk tidak meletakan satu telur di satu keranjang. Dia memulai sebuah maskapai penerbangan bernama Virgin Airways di 1984. Dimulai dengan satu pesawat, Virgin Airways membuka sayap penerbangan hingga keluar benua. Lain dengan Virgin Record, Richard menjualnya kepada EMI untuk $1 milyar. Uang tersebut ia gunakan untuk infestasi lain; usaha telepon seluler hingga minuman ringan. Bisnis tersebut dan Virgin Airways diperkirakan senilai $5 miliar dua kali dari penjualan Virgin Record.

"Ibuku selalu semangat untuk membuat kami independent. Ketika saya berumur 4 tahun , dia menstop mobil untuk beberapa kilo meter, Dia membuat saya berjalan melewati jalanan hanya untuk samapi ke rumah," Richard dalam bukunya "Losing My Virginity.

Selain perjalanan bisnisnya, Richard memilih berpetualang melewati pulau, memecahkan rekor kecepatan dan jarak. Di 1986, dia melaju dengan kapal pribadinya Virgin Atlantic Challenger II untuk melewati laut atlantik dengan rekor kecepatan. Tahun berikutnya, dia menggunakan balon udara untuk melewati laut yang sama untuk memecahkan rekor. Dia menggunakan balon Virgin Atlantic Flyer  dan berhasil memecahkan rekor lain. Dia berhasil berkeliling dunia dan terselamatkan dari dua kecelakaan berat.