Mengembangkan Usaha Berbasis Masyarakat


Bisnis UKM ala Si Horta menghasilkan uang dan amalan untuk Gigin Mardiansyah

Bukanlah mudah bagi Gigin Mardiansyah menjadi sukses seperti sekarang. Dia mengawali usaha dengan pandangan sinis. Si Horta, boneka karyanya tidak terlihat memberikan nilai jual, tetapi lambat laun orang mulai mengerti nilai produknya. Ya, mereka mengerti bahwa Si Horta buatan Gigin bukan hanya masalah mainan tetapi edukasi. Itu termasuk pendidikan dan tidak hanya tentang bersenang- senang.

Melalui Cv. D'Create, Gigin berhasil meraup omzet Rp. 50- Rp 100 juta per- bulan. Ini bukan tentang bisnis sepenuhnya ketika kami mencari tau mengenai Si Horta. Gigin memilih Si Horta sebagai usaha kerakyatan, bukan tentang uang Rp50 juta semata. Dia memilih orang kampung buka cuma teman kuliahnya. Ia membuat sebuah kampung di Kampung Telahoni, Kecamatan Ciomas sebagai basis produksi perusahaanya. Lebih lanjut, Gigin Mardiansyah memberikan pelatihan hingga bahan baku.

"Saya mengajak semua orang kampung, seperti para pemuda dan para ibu rumah tangga untuk memiliki pekerjaan sebagai pembuat boneka Horta,"ucapnya mengenang  di tahun 2007. Mereka warga bekerja biasa dari pagi hingga sore, sedangkan untuk sore dan malam warga mengerjakan Si Horta sebagai sambilan. Bisnisnya bukan untuk mengeksploitasi tetapi memberikan mereka extra uang. Mereka bisa mengerjakan Si Horta sebagai sambilan. Ini cukup mudah jika kita amati.

Setiap warga akan mendapatkan bahan dari Gigin. Mereka bisa mengerjakan dengan cara apa saja seperti bergantiang dengan keluarga lain. Untuk bentuk, Gigin bahkan memberikan kemudahan untuk mereka berkreasi. Mereka bisa memilih bentuk kura- kura, panda, babi atau lainnya. Setelah selesai, Gigin akan menampung hasilnya dengan harga Rp.1000 sampai Rp, 1500 per- boneka. Dia kemudian menjual Si Horta dengan harga sekitar Rp. 10.000- 25.000 tegantung model, kerumitan, dan ukuran. 

Didin berhasil untuk merubah wajah kampung Telahoni hingga tingkat pengangguran rendah. Dari Si Horta juga warga kampung Telahoni tau bagaiman limbah dapat didaur ulang. Gigin tidak hanya sukses menjadi entrepreneur tetapi sekaligus entrepreneur sosial.