Showing posts with label Mainan. Show all posts
Showing posts with label Mainan. Show all posts

Bisnis Bantal Mobile Aneka Bentuk Mica Work



Bagaimana ide sederhana menembus pasar asing ala Paulus


Paulus (35) mengatakan selama ini, bantal mobil selalu terlihat sangat monoton. Dia merasa butuh sesuatu yang nyaman sekaligus menyenangkan. Dari sini, agar enak dipandang dan nyaman, Paulus membuat bantal mobilnya sendiri. Tanpa disangka, apa yang ia lakukan berubah bisnis besar. Paulus mulai fokus pada bisnis bantal mobilnya hingga sekarang.

Ia menciptakan bantal yang tidak hanya nyaman, tetapi juga enak dipandang. Dia menciptakan berbagai karakter, ekspresi, dan warna. Jadi bantal akan bisa berfungsi ganda, apalagi bantal dibuat disesuaikan dengan warna mobil. Paulus membuatnya dengan bahan silikon. Ini akan membantu bantal untuk tetap empuk dan tidak mudah kempes. "Bahkan saat bantal dicuci, nanti akan mengembang seperti semula lagi," ujarnya menerangkan lebih lanjut.

Bagaimana menjualnya? ia mengaku memilih menggunakan cara mulut ke mulut. Cara tersebut dinilai efektif untuk pertama, terutama menarget pasar lokal. Dia tidak merasa kalah saing dengan produk sejenis. Justru ini membuat sebuah perbedaan, Paulus kemudian gencar menggunakan berbagai media, seperti Twitter, dan Facebook untuk bisnisnya. Dari sini, pelanggan yang puas mengantar pelanggan lain datang. Dan, tidak lupa, pelayanan merupakan nomor satu baginya.

Selama ini, Paulus tidak membuka cabang apapun, hanya terfokus di Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Justru, pelanggan lebih menikmati belanja secara online. Palanggan yang sebelumnya bersifat lokal berubah manca negara, seperti Singapura dan Malaysia. Ia mengaku sekarang juga mulai menjual melalui blog resminya micawork.weebly.com. Dengan bendera micawork, Paulus menjual produk bantalnya serta produk- produk lain, sarung kursi mobil, safety belt hingga tempat tisu. Bahkan bantal mungil yang dapat dipakai dimana saja.

"Saya pernah ada pesanan untuk membuat bantal mobil dengan harga Rp.90.000. Tapi karena pembelinya dari Malaysia, ongkos kirimnya Rp.135.000. Malah mahal ongkosnya kirimnya. Tetap saya layani meski pesanan dari luar negeri," kenangnya.

Walau bari dua tahun, produknya Micawork telah memiliki 13 karyawan khususnya untuk manjahit boneka dan bantal hingga penyelesaian. Paulus sendiri mengaku selalu menjaga kualitas walau banyak saingan. Ini merupkana faktor utama bisnisnya. Ia juga tidak khawatir dengan gagal bayar oleh pembeli online. Jual beli online memang faktor kepercayaan, tetapi tak jarang ketika produk onlinya menjadi target kejahatan. Paulus mengaku belum ada yang sepeti itu, dan berharap tidak pernah ada kejahatan online. Dia hanya terus melakukan upaya melayani sebagai good entrepreneur.

Micawork hingga saat ini meraup omzet 30 juta/ bulan. Berbagai pemeran dilalui olehnya untuk memastikan omzet terus naik. Dan, Micawork masih dengan cara lamanya menggunakan media sosial, seperti Facebook dan Twitter.  

Mengembangkan Usaha Berbasis Masyarakat


Bisnis UKM ala Si Horta menghasilkan uang dan amalan untuk Gigin Mardiansyah

Bukanlah mudah bagi Gigin Mardiansyah menjadi sukses seperti sekarang. Dia mengawali usaha dengan pandangan sinis. Si Horta, boneka karyanya tidak terlihat memberikan nilai jual, tetapi lambat laun orang mulai mengerti nilai produknya. Ya, mereka mengerti bahwa Si Horta buatan Gigin bukan hanya masalah mainan tetapi edukasi. Itu termasuk pendidikan dan tidak hanya tentang bersenang- senang.

Melalui Cv. D'Create, Gigin berhasil meraup omzet Rp. 50- Rp 100 juta per- bulan. Ini bukan tentang bisnis sepenuhnya ketika kami mencari tau mengenai Si Horta. Gigin memilih Si Horta sebagai usaha kerakyatan, bukan tentang uang Rp50 juta semata. Dia memilih orang kampung buka cuma teman kuliahnya. Ia membuat sebuah kampung di Kampung Telahoni, Kecamatan Ciomas sebagai basis produksi perusahaanya. Lebih lanjut, Gigin Mardiansyah memberikan pelatihan hingga bahan baku.

"Saya mengajak semua orang kampung, seperti para pemuda dan para ibu rumah tangga untuk memiliki pekerjaan sebagai pembuat boneka Horta,"ucapnya mengenang  di tahun 2007. Mereka warga bekerja biasa dari pagi hingga sore, sedangkan untuk sore dan malam warga mengerjakan Si Horta sebagai sambilan. Bisnisnya bukan untuk mengeksploitasi tetapi memberikan mereka extra uang. Mereka bisa mengerjakan Si Horta sebagai sambilan. Ini cukup mudah jika kita amati.

Setiap warga akan mendapatkan bahan dari Gigin. Mereka bisa mengerjakan dengan cara apa saja seperti bergantiang dengan keluarga lain. Untuk bentuk, Gigin bahkan memberikan kemudahan untuk mereka berkreasi. Mereka bisa memilih bentuk kura- kura, panda, babi atau lainnya. Setelah selesai, Gigin akan menampung hasilnya dengan harga Rp.1000 sampai Rp, 1500 per- boneka. Dia kemudian menjual Si Horta dengan harga sekitar Rp. 10.000- 25.000 tegantung model, kerumitan, dan ukuran. 

Didin berhasil untuk merubah wajah kampung Telahoni hingga tingkat pengangguran rendah. Dari Si Horta juga warga kampung Telahoni tau bagaiman limbah dapat didaur ulang. Gigin tidak hanya sukses menjadi entrepreneur tetapi sekaligus entrepreneur sosial.