Showing posts with label Konstruksi. Show all posts
Showing posts with label Konstruksi. Show all posts

Cerita Ahok dari Pengusaha Lari ke Politik


Profil Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memulai bisnis politik

Bukan hal yang tabu bagi seorang pengusaha memilih berpolitik, tetapi sesuatu yang sulit melepaskan bisnis dari politik. Semua orang boleh saja berpolitik tetapi keluar dari bisnis tentu berpikir dua kali. Dia, Basuki Tjahaja Purnama, atau dikenal dengan Ahok lahir dari keluarga yang dekat dengan usaha. Ia merupakan putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw). Dan, kakak dari tiga orang adik, dr. Basuri Tjahaja Purnama, M.Gizi.Sp.GK. (kemudian meneruskan Ahok menjadi Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety, S.H., L.L.M. (praktisi hukum), dan Harry Basuki, M.B.A. (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan).

Keluarganya merupakan keturunan Tionghoa- Indonesia dari suku Hakka (Kejia). Ahok menjalani masa kecil di Desa Gantung, Belitung Timur, hingga menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama. Setamatnya dari SMP, Ahok memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di Jakarta dengan pertimbangan kesempatan, hingga lulus dair jenjang kuliah di Universitas Trisakti, jurusan Teknik Geologi. Kembali ke Belitung, Ahok memutuskan  menjadi seorang entrepreneur dengan mendirikan usahanya sendiri untuk memajukan masyarakat melalui CV. Panda. Sebuah perusahaan yang menjadi kontraktor bagi PT. Timah dalam pengolahan sumber daya Belitung Timur. Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah S-2 mengambil jurusan Menejemen Keuangan di Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar S-2, Ahok bekerja di PT. Simaxindo Primadaya di Jakarta bukanya meneruskan berbisnis.


PT. Simaxindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pembanguan pembangkit listrik. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Di tahun 1992, Ahok mendirikan perusahaannya sendiri dengan nama PT Nurindra Ekapersada yang kelak membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. PT. Nurindra Ekspersada bergerak di bidang penambangan, pemrosesan, dan pengepakan pasir silica. Pasir yang dihasilkan oleh perusahaan akan diproses, baik dicuci, dikeringakan dan dipak sesuai berbagai bentuk. Perusahaan tersebut ada di gunung Nayo, Desa Air Kelik, Kelapa Kampit, Province Bangka Belitung, Indonesia.

Pada tahun 1995, Ahok memutuskan untuk keluar dari PT. Simaxindo Primadaya. Dia fokus dengan perusahaan serta pabrik barunya. Pabrik yang menghasilkan setidaknya 200 tons hingga 2.000 tons, serta membangun sebuah pabrik pengolahan baru untuk pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Dari sini pula, bisa dibilang, Ahok berjasa dengan tumbuhnya kawasan industri Belitung terutama di wilayah pabrikannya. Wilayah tersebut kemudian dikenal dengan Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).

Akhir 2004, perusahaan Korea tertarik membangun Tin Smelter (pelabuhan timah) di KIAK. Dia tertarik dengan konsep yang ditawarkan. Perusahaan siap untuk pembuatan pergudangan lengkap pelabuhan. Di tahun 2004, Ahok justru banting stir menjadi Politisi daripada pengusaha. Dia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru serta resmi mecalonkan diri sebagai anggota legislatif. Di 2005, Ahok memilih menjadi bupati Belitung Timur berpasangan dengan Kahirul Effendi untuk Partai Nasional Banteng Kemerdekaan. Dia menang, tetapi memilih berhenti, di tahun 2005 resmi mencalonkan diri sebagai gubernur di Bangka Belitung.

Meski kalah, Ahok mendapatkan sorotan dengan masa jabatan yang pendek sebagai bupati. Dia dikenal sebagai orang yang berusaha keras baik secara usaha dan pengabdian. Dia memilih merakyat untuk masuk mencari kebutuhan apa yang diperlukan. Ahok juga mendapatkan dukungan dari Alm. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Dur berkata "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya".

Kalah dari Eko Maulana Ali, dia tidak gentar justru semakin bersemangat. Dia memang gagal menjadi seorang gubernur tetapi melalui pengalamannya maju ke DKI 2. Ya, Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai calon wakil gubernur dengan Joko Widodo mantan walikota Solo yang dikenal juga merakyat. Mereka mengusung konsep Jakarta Baru. Dan, hasilnya, keduanya menang meski tipis di DKI Jakarta sebagai gubernur dan wakil gubernur. Ahok berprinsip kuat untuk menggunakan kekuasaan guna membantu rakyat karena rakyat di posisi sangat lemah.

Kisah Perjalanan Bisnis Bos Group Astra International


Profil Theodore Rachmat CEO PT. Triple A Jaya bagaimana menjadi triple- entrepreneur

Nama panjangnya, Theodore Permadi Rachmat, atau dikenal sebagai Theodore Rachmat. Lahir tahun 1943, dan merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung, jurusan teknik mesin. Ia masih satu angkatan dengan sesama jajaran eksekutif di Astra International, seperti  Benny Subianto dan Subagio Wiryoatmodjo secara langsung. Ia sendiri merupakan keponakan dari seorang William Soeryadjaya, CEO Astra International.

Awalnya, ia lebih memilih berbisnis tanpa bantuan pamanya sama sekali. Tahun 1970, Theodore bekerja sama dengan Benecditus Rahmat, kakanya, membangun sebuah perusahaan konstruksi di bawah bendera PT. Porta Nigra. Perusahaan tersebut cukup berkembang dibawah menejemen dua orang. Tetapi akhirnya, dia harus berurusan dengan Group Astra, dan melalui Allis Chalmers Astra, bekerja sebagai selesman alat- alat berat. Berkat kerja kerasnya, Theodore pun terpilih sebagai president direktur PT. Astra International dari tahun 1972- 1998, walaupun keluarga William Soeryadjaya tidak lagi aktif. Ia sempat beristirahat hingga dua tahun, dan Theodore harus kembali ke PT. Astra International sebagai pucuk pimpinan kembali.

Theodore sendiri memiliki bagian dari Group Astra sekita 5%, dan bukan karena faktor keluarga tetapi kemampuanya mengembangka anak bisnis Group Astra International. Perlu diketahui, semua komisaris di Astra, seperti Benny Subianto, Hugianto Kumal, Subagio Wiryoatmodjo juga mendapatkan bagian yang saham untuk Group Astra International, dengan nilai 1-5%. Melalui pola tersebut, setidaknya dari tahun 1972, Theodore juga memiliki 1% dari PT. Surya Semesta Internusa. Tbk. Setahun kemudian, ia mendirikan perusahaan dibidang investasi PT. Windu Nusantara yang kemudian mendirikan lima anak perusahaan (PT Mutiara Samudera Lines, PT Kayaba Indonesia, PT Traktor Nusantara, PT Sinar Abadi Cemerlang dan PT Cipta Piranti Tehnik)

Theodore juga ikut andil di PT. Sunrise Garden dengan 2% kepemilikan, perusahaan yang mengembangkan perumahan Sunrise Garden di Jakarta Barat, kemudian 1,5% untuk PT. Emporium Lumber. Bersama paman- pamannya (William Soeryadjaya, almarhum Tjia Kian Tie dan Benyamin Arman Suriadjaya) dan almarhum Masagung, memiliki nilai saham 10% untuk PT Inter Delta Tbk, perusahaan peralatan foto merk Kodak.

PT. Triple A Jaya, ia dirikan dengan maksud mewakili kepemilikan pribadi. Dari sini, dia memiliki ke khususan untuk setiap unit usaha di bawah bendera Astra Group. Hal tersebut terkait pembangunan dua unit perusahaan baru  dan akuisisi 17 perusahaan. Dan, dia juga menargetkan beberapa unit perusahaan baru. Seperti kepemilikannya akan PT. Aneka Komkar Utama (pabrik sarung tangan karet di Tangerang), PT Suryaraya Wahana (akan membangun pabrik pulp di Kalimantan Timur), PT Concretindo Rejeki (pabrik readymix concrete di Cirebon), PT. Inkoasku (pabrik wheel rim di Jakarta), dan lain-lain. Seluruhnya merupakan bagian dari PT. Triple A Jaya , ada sekitar 19 perusahaan anak dan 21 perusahaan cucu. Tidak semuanya bertahan, karena beberapa telah di divestasi hingga dimergerkan (10 divestasi, dan 8 merger).

Jika dilihat dari jumlahnya, kita mungkin menyimpulkan sulitnya mengatur semua. Bahkan, ketika itu, istrinya juga ikut ambil bagian dari usaha pribadinya. Like Rani Imanto, istrinya, memiliki inevstasi pribadi di PT Delta Exim yang setahun kemudian mendirikan perusahaan kontruksi PT Delta Sarana Indonesia. Tercatat seluruhnya ada 14 perusahaan yang pendirian dan penyertaan awalnya terkait dengannya. Tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit (PTTunggal Perkasa Plantations, PT Sari Aditya Loka, PT Karya Tanah Subur, PT Sari Lembah Subur, PT Sankawangi, PT Sukses Tani Nusasubur dan PT Suryaraya Bahtera telah dilepas ke PT Astra Agro Lestari Tbk. Walau, akhirnya, hanya 4 perusahaan yang masih aktif sekarang, yaitu PT Catur Reksadaya (dagang), PT Djambi Waras (perkebunan karet), PT Purna Carmatama (sepatu olahraga) dan PT Brahma Binabakti (crumb rubber).

Porsi setiap perusahaan yang relatif kecil, atau hanya sekitar beberapa persen dari aset tidak menyurutkan keuntungan dari Theodore. Hal ini justru sangat menguntungkan, dan secara langsung merubahnya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Dia sekarang bukan hanya seorang entrepreneur tetapi juga investor jadi kesatuan. Dengan minoritas kepemilikan, dikala krisis datang, ia dapat menyelamatkan keuangannya dari krisis. Lain hal dengan pendapatan, ia mendapatkan keuntungan besar dengan tumbuhnya perusahaan. Apa lagi, Theodore Rachmat memiliki kemampuan menejarial serta kepemimpian terbukti dari pengalamannya di Group Astra.

Kalla Group Penguasa Jalanan Indonesia


Profil Jusuf Kalla memulai bisnis mobil, konstrukis, hingga monorail

Muhammad Jusuf Kalla lahir di Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942, dia terkenal sebagai pebisnis ulung, ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (KADINDA) Sulawesi Selatan, hingga ketua partai Golkar dan wakil president ke 10 Indonesia. Menganai bisnisnya, Jusuf Kalla memegang kendali Kalla Group, group usaha milik kerluarganya. Lahir dari pasangan Haji Kalla dan  Hajjah Athirah Kalla yang notabennya pebisnis, Jk (panggilan media) mampu ikut aktif dalam usaha keluarga. Dia sukses mengembangkan bisnis tekstil hingga bisnis "jalanan". Dia memiliki perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan Logistik.

Di tahun 1968, Jk berhasil mengembangkan bisnis sebagai CEO dari NV Hadji Kalla. Dia berhasil merubah arah bisnis dari ekspor- impor hingga konstruksi, perhotelan, mobil, perkapalan, real estet dan transportasi. Di bidang transportasi inilah usaha Kalla Group terlihat mencolok darinya. Sebut saja, ia berhasil memegang hak jual (eksklusif) untuk Toyota dengan PT.Hadji Kalla. Lainnya, Jk memiliki hak penjualan untuk Daihatsu dan Nissan dengan PT. Makassar Raya Motor, terkahir KIA dengan PT. Kars Inti Amanah. Ketiganya merupakan foktor penting dalam usaha bisnisnya.

Ia juga memiliki usaha dibidang lain seperti PT. Makassar Monorail Indonesia. Itu merupakan kebenaran mengenai monorail di Makassar. Jusuf Kala benar- benar berniat untuk mengembangkan transportasi monorail di Makassar. Dilansir dari Detik.com, perusahaan monorail asal Bekasi diperkirakan akan bekerja sama dengan PT. Makassar Monorail Indonesia. Mereka menyambut hal tersebut dengan senang ketika Jakarta memilih produk China. "Masih dengan Hadji Kalla Group bersama mengembangkan monorail di Makassar," ungkap Indra Nugraha Kusna sebagai GM untuk PT. Melu Bangun Wiweka.

Selain bisnis Jk juga aktif dalam hal politik hingga sosial. Kita bisa menyebut untuk sosial, ia berhasil menjadi ketua Palang Merah Indonesia. Pekerjaanya sebagai ketua PMI juga memberinya kesempatan untuk memperhatikan nagara lain dan melakukan kegiatan sosial. Di bidang Politik, itu tentu mengenai jabatannya sebagai mentri hingga menjadi wakil president. Lainnya, Jusuf Kalla dibidang politik termasuk sukses menjadi ketua Partai Golkar 2004- 2009. Dia juga cukup fokal terhadap berbagai isu hangat seperti perjanjian damai GAM hingga mengenai kenaikan BBM dan penanggulangannya.

Kalla Group juga mulai eksis di bidang sosial secara ke organisasian. Mereka membangun beberapa yayasan dan sekolah Islami sebagai bagian filantropi.