Hashim Djojohadikusumo Investasi Cerdas di Indonesia


Profil Hashim Djojohadikusumo adik Prabowo Subianto

Mungkin bagi yang belum tau, dia adalah salah satu pengusaha sukses di bidang tambang serta menduduki ranking orang terkaya ke 39 di Indonasia. Dia, Hashim Djojohadikusumo, merupakan cucu dari pendiri bank BNI Margono Djojohadikusumo, salah satu anak dari begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo dan juga adik kandung Prabowo Subianto. Lahir pada 1 Januari 1970, Hashim lebih banyak menghabiskan masa pendidikannya di luar negeri. Dia bersekolah SD di Jakarta hingga seterusnya belajar di luar negeri.

Lulus dari Pmonona College, Claremont University, mengambil jurusan ilmu Politik dan Ekonomi. Hashim menunjukan bakat yang condong menurun dari ayahnya. Dia memiliki bakat ekonomi yang mumpuni terbukti dengan sukses berbisnis serta menjadi analisis keuangan. Dari sini, Indo Consult, ia bergerak mengakuisisi beberapa perusahaan besar, perusahaan PT. Semen Cibinong melalui PT. Tirta Mas. Dia juga berhasil masuk dalam kepemilikan saham Bank Niaga dan Bank Kredit Asia.

Sekita tahun 1998, ketika terjadi krisis moneter, bisnis yang dibangunya mengalami surut bahkan bangkrut. Dia memilih pergi ke Inggris dengan harapan membangun bisnisnya kembali. Terbukti, dia mampu menghasilkan 1,9 triliun dari bisnisnya di Inggris guna membantu bisnis kakaknya di Indonesia. Ia membantu perusahaan kertas Kiani Kertas dari kebangkrutan. Dia kini memiliki perusahaan milik Prabowo tersebut dan secara otomatis masuk ke bisnis di Indonesia.

Dari bisnis milik kakaknya, Hashim mulai melirik bisnis hulu migas terutama batu bara dan migas melalui Comexindo International. Hashim memilih daerah Aceh hingga Papua, membuka lahan seluas 97 hektar yang kemudian mendorong bisnis lainnya. Dia memiliki lahan dari Aceh ke Papua hingga seluas 3 hektar untuk konsesi hutan, batu bara dan migas. Menurut laporan Forbes dari usahnya, Hashim Djojohadikusumo memiliki kekayaan mencapai US$850 juta atau Rp.8,5 triliun.

Di sosial, ia terkenal banyak membantu anak- anak kurang mampu di Indonesia melalui Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Ayah dari Aryo, Sara dan Indra ini juga ikut membantuk Kakanya di kepartaian serta pengembangan konsesi binatang. Dia ditunjuk oleh gubernur DKI Jakarta, Jokowi, sebagai pengelola kebun binatang Ragunan. Ia dinilai memiliki kecintaan akan binatang serta tekat mendayakan Ragunan mengalahkan kebun binatang Singapura; baik dari kesahatan hewan serta saran prasarana. Ini bukan hanya tentang uang tetapi mutu ujar Jokowi dengan masuknya Hashim di Ragunan.

Sukses Bisnis Aksesoris dari Hobi


Bagaimana menemukan eCommerce anda ala David Levich

Tidak semua bisa melihat, David Levich mampu lebih cepat dari orang lain. Ia seorang pencinta musik Hip- Hop, dan mempunyai bisnis darinya. Dia melahirkan sebuah situs eCommerce, Iced Out Gear, situs yang fokus menawarkan segala sesuatu tentang musik ini. Slogan perusahaanya sangat manarik: "Membuat anda terlihat seperi 10 juta dollar, tanpa harus habiskan ribuan dollar."

Di tahun 2004, David dan beserta temannya tidak memiliki banyak uang untuk terlihat "wah". Mereka harus mengeluarkan ribuan dollar untuk tampak bling- bling. Akhirnya, mereka merencanakan sebuah bisnis untuk penggemar Hip- Hop seperti mereka. Alasanya apa? mereka ingin terlihat seperti para penyanyi Hip- Hop, dan berbagi perasaan mereka kepada pembeli; tidak harus puluhan ribu dollar. Mereka mencari supplier dengan harga bagus kemudian menjualnya secara online

Berkaca dari upaya pencarian aksesoris Hip- Hop, David memilih eCommerce ketimbang lainnya. Ia ingin menciptakan kemudahan, walau mereka harus bersusah mencari supplier. Pembeli akan dilayani secara baik olehnya melalui Icedoutgear.com. Mereka bisa membeli aksesoris Hip- Hop dengan harga ramah untuk pembeli. Icedoutgear juga menggandeng Yahoo sabagi kepastian, dan juga beberapa organisasi perlindungan konsumer eCommerce. Icedoutgear menawarkan berbagai platform untuk membayar, paypal, kartu kredit, dan beberapa pembayaran online lainnya. 

Tentang produk, Icedoutgear menawarkan bermacam- macam aksesoris, seperti gelang, kalung, rantai, kaca mata .dll. Icedoutgear segera menentukan jenis pembayaran macam apa, setelah anda mengklik produk mereka. Mereka juga menawarkan diskon hingga produk premium. Mereka juga memberikan pengembalian produk jika terjadi masalah. Namun tentunya dengan syarat tertentu dan tidak lebih dari15 hari setelah produk diterima. 

David juga bekerja sama dengan DoubleClick untuk pemasaran. Ia menggunakan format gambar .gif dan berhasil meningkatkan penjualan. Icedoutgear menggunakan iklan transparan untuk lebih efektif, efisien, dan langsung ke pembeli. DoubleClick merupakan salah satu perusahaan iklan terkenal di dunia sebagai tempat bagus untuk bisnis online.

Dari sinilah, Devid Levich berubah menjadi pebisnis handal. Berkat hobinya, dia mampu merubah arah hidupnya. Ini mungkin juga bukan tentang uang. Dia memlilih bisnis tersebut karena kecintaanya akan Hip- Hop dan akan terus begitu.

Search Engine Popular selain Google, Mendowload Torrent File ala the Pirate Bay


Pete Sunde menciptakan kebebasan mendowload hingga akhir

Di 2003, Peter Sunde dan beberapa temanya, membangun The Pirate Bay. Apa itu? sebuah mesin pencari untuk mencari file yang disimpan di internet. Atau, The Pirate Bay berfokus dalam pencarian torrent files. Torrent diciptakan sebagai penghubung folder yang di upload, dan banyak orang memilih memakai torrent dengan alasan ukuran file. The Pirate Bay sendiri merupakan media pencarian torrent bukan file.

Peter Sunde Kolmisoppi lahir 13 September 1978 di Uddevalla, Sweden. Nama aliasnya adalah Brokep, dan seorang ahli dibidang komputer. Sebelum mengerjakan The Pirate Bay, ia dikenal sebagai karyawan dari perusahaan pengobatan di German. Tahun 2003, dia menjadi anggota Sweden's Pirate Bureau, sebuah organisasi  pendukung file sharing untuk kebebasan informasi, budaya, dan hasil intelektual. Lebih jelasnya, Pirate Bureau merupakan pembicara tentang ambigunya copyright, file sharing, dan produk digital.

The Pirate Bay dijalankan oleh Gottfrid Svartholm, Fredrik Neij dan Peter Sunde, mereka membuat file yang katanya copyright tersedia untuk semuanya dari perusahaan film, Motion Picture of America. Di 30 Mei 2006, situs tersebut berserver di Stockholm, tetapi diamankan oleh polisi Swedish dan akhirnya ditutup. Tahun 17 April 2009, Peter Sunde dan kedua orang tersebut, ditahan dengan tuduhan serius untuk beberapa pembajakan karya cipta. Mereka harus ditahan dan membayar denda sebesar $4.500.000. setelah 9 hari percobaan. 

"Jika pun aku mempunyai uang, saya lebih memilih membakar semuanya yang kupunya dan bahkan tidak untuk abunya. Mereka boleh memilih pekerjaan mengumpulkan itu. Begitulah saya membenci media industri," Sunde menulis untuk kedua temanya.

Di Agustus 2011, Sunde dan Fredrik membuat situs "legal" berjudul BayFiles dan berbisnis baik. Berbeda dengan The Pirate Bay, BayFiles tidak memiliki koneksi dengan organisasi apapun. BayFiles mengijinkan setiap orang untuk mengupload di server dan membaginya secara "legal". Orang bisa dengan mudahnya mengakses link tersebut dari seluruh dunia lalu mendowloadnya. Yang menjadikan legal, situs tersebut tidak memiliki kotak pencarian tetapi hanya sebuah navigasi penunjuk. Orang hanya akan melihat berdasarkan kategori dan terbatas.

Orang sering salah dengan niat Sunde dan Fredrik sebagai "mantan" pendukung pembajakan. Mereka masih teringat dengan jasa mereka melalui The Pirate Bay. Akhirnya, banyak yang tidak tau adanya pengakuan kepemilikan serta muatan bisnis di BayFiles. Akhirnya, orang menguplod sembarangan, kemudian pihak ke tiga bisa mengakui; BayFiles menghapusnya. BayFiles mengikuti aturan U.S. digital copyright atau tidak mengedarkan produk digital berlisensi. BayFiles hanya menghapus jika ada pengakuan/laporan kepemilikan.

Kembali ke The Pirate Bay, dimana merupakan awal kesuksesan, dari sinilah sumber kekayaan bagi Sunde dan temanya. Caranya? The Pirate Bay memberikan tempat pengiklan bagi pebisnis di hasil pencarian. Lucunya, berdasarkan tafsiran Svenska Dagbladet, pengahasilan iklan bisa mencapai $84.000 per- bulan lebih dari cukup untuk sekedar mempertahankan website. Hasil investigasi lebih lanjut, polisi menyatakan uang dari iklan sebesar $169.000 per- bulan. Jaksa penuntut menambahkan nilainya lebih dari $1,4 juta per- tahun. Walau, pengacara Peter Sunde menyatakan hanya sebesar $102.000 per- bulan. 

Sunde kemudian mengerjakan proyek bisnisnya sendiri dengan ide dari The Pirate Bay melalui Flatrr.com, yang merupakan file sharing lainnya. Kali ini, hanya saja, dia dan Linus Olsson menarget musisi dan pembuat film untuk masuk sebagai anggota. Faltrr memiliki konsep seperti sebuah jejaring sosial bagi musik dan fil Indies, dimana mereka akan menghasilkan karya, membaginya keseluruh dunia dan mendapatkan donasi dari sana. Faltrr dilengkapi ruang jual beli, tepatnya gabungan antara file sharing, sosial media, dan market. 

"Ini merupakan sistem bagi hasil yang baru untuk setiap orang membagi kontentnya! ini juga merupakan kombinasi antara sistem donasi dan kontent berkualitas yang dicari," ucap Peter Sunde di TorrentFreak.com.

Anggota akan bisa menemukan file baik berupa artikel, musik, atau film. Anggota akan saling memberikan donasi minimal $2, dan dikumpulkan untuk setiap download serta menjadi support. Flatrr kemudian membagi hasil donasi untuk pembuat file yang juga merupakan anggota. Dengan kata lain, setiap anggota akan menjadi flatter kontent produksi, flatter ongkos, dan menawarkan keuntungan dari sini. File yang didownload akan terbatas untuk anggota serta tanpa adanya batasan negara.

Kami masih menyebut Peter Sunde sebagai entrepreneur, tentunya dengan visi yang sedikit berbeda.