Pelopor eCommerce dari China Bercerita tentang Sulitnya Berbisnis


Jack Ma, siapa bilang guru tidak boleh berbisnis dan menjadi pengusaha

Ma lahir di Hangzhou, China dan merupakan tokoh paling berpengaruh di China (2008). Meskipun gagal dua kali, Ma merupakan tipe pekerja keras, dan benar saja, ia berhasil masuk Hangzhou's Teaching Institute (Hangzhou Normal University). Lulus pada tahun 1988, Ma menjadi sarjana pendidikan jurusan bahasa Inggris. Dia kemudian menjadi seorang guru di English International Trade, Hangzhou Dianzi University. Di bisnis, Ma masih dengan kerja kerasnya mendirikan YellowPages China. Ini merupakan situs bisnis pertama di China, dan membuka kesuksesan lain di Alibaba.com.

"Saya hanya memiliki 500 murid yang datang ketika mengajar di universitas. Gajiku saat itu 100 sampai 200 renmibi, atau mungkin sebanyak $12 sampai $15 per- bulan. Saya selalu bermimpi setalh menyelesaikan lima tahun, saya akan langsung berbisnis, hote atau apapun. Saya hanya ingin malakukan sesuatu. Di 1992, pendukung bisnis semakin maju. Saya mendaftar banyak perkejaan, tapi tidak ada yang mau menerima!, saya ditolak untuk mengisi sekertaris atau menejer dari Kentucky Fried Chiken," ucapnya mengingat masa sulitnya.

Ia benar- benar ingin berbisnis hingga menemukan internet melalui temanya. Mereka mulai coba- coba membuka Yahoo, yang kala itu masih menjadi nomor satu (Google belum lahir). Mereka mencoba mencari kata beer di Yahoo dan tak ada data dari China. Ini seperti, China merupakan negara kelas bawah kala itu. Dan, dari sinilah, Ma memutuskan membuat sebuah usaha online dan mencantumkan nama untuk China di Global. Munculnya dot com bubble, ia membawa sekitar $60.000 tanpa tau bagaimana website dibuat bahkan apa itu email. Dia bahkan tidak tau bagaimana menggunakan keyboard dan tetap berusaha. Ia berhasil membuat sebuah situs dengan bantuan teman dari Amerika.

Sekitar 5 tahun kemudian, seorang general menejer dari China Telecom menawarkan $185.000 untuk join venture. Hasilnya? Ma tidak berhasil meyakinkan dengan bisnis internetnya. Tidak putus asa, ia mencari sumber lainnya. Jangan berpikir semua mudah merupakan sebuah prinsip sederhana. Pada tahun 1999, Jack Ma memulai bisnis dari sebuah apartemen. Ia harus mengumpulkan 18 orang dan berbicara panjang lebar tentang visinya Alibaba.com. Mereka akhirnya menaruh uang di meja sebesar $60.000 untuk memulai Alibaba. Ia ingin mempunyai sebuah perusahaan global, dan nama global.

Alasan kenapa Ma berhasil dengan uangnya. Bagi Ma, ia akan sangat sulit untuk memulai visinya, ditambah buta akan internet. Dia harus berhati- hati dengan menggunakan uang untuk berbisnis. Perusahaan harus tumbuh meski dengan modal terbatas. Ma tau uang mereka sedikit. Jadi, ia tidak memiliki alasan untuk bersenang- senang. Pada akhir 1999, Ma secara resmi mendirikan Alibaba.com, sebuah situs jual beli bisnis ke bisnis.

Alibaba menerapkan bisnis ke bisnis, apa itu, sebuah usaha yang dijalankan dengan mengumpulkan supplier dan menjualnya secara retail. Atau, anda akan menjual produk secara ekspor untuk dijual kembali di China atau nagara lain. Perusahaan online tersebut diberi nama Alibaba.com sebagai pintu gerbang global, sedangkan lokal China, Alibaba disebut 1688.com. Dari situs global, Alibaba.com berhasil menjaring setidaknya 79 juta member. Semua member merupakan usaha di bidang ekspor dan impor diseleksi secara profesional.

Di 10 Mei 2003, Alibaba meluncurkan bisnis lain melalui Taobao.com. Berbeda dengan Alibaba, situs ini lebih mirip dengan eBay.com, atau consumer to consumer bisnis. Taobao memfasilitasi tiap entrepreneur membuka tokonya sendiri melalui online. Taobao lebih banyak digunakan oleh entrepreneur dari mainland China, Hongkong, Macau, dan Taiwan. Penjual bisa menjual dan memposting produk di Taobao melalui harga atau bahkan lelang. Paling banyak, Taobao digunakan untuk menjual secara langsung, sedangkan lelang hanyalah sedikit dari persentase.

Taobao juga menggunakan cara escrow atau penghubung buyer- saller langsung, Alipay, membuat situs semakin terkenal. Hasilnya, Taobao menjadi bisnis terpercaya hingga menguasai pasar sekitar 8% melonjak 59%. Di antara 2003- 2006, Taobao berhasil menjual lebih dari eBay China sekitar 79%-36%. Ini bahkan memaksa eBay untuk menutup usahnya di China. Di Juni 2006, Jack Ma selaku CEO Alibaba Group mengumumkan Taobao akan dipisah menjadi dua bisnis berbeda. Taobao akan dipisah menjadi TMall.com untuk market place, dan eTao sebagai search engine.

Jack Ma berkata tentang nama, "Suatu hari saya ada di sebuah coffe shop tepatnya di Francisco, dan berpikir Alibaba nama yang bagus. Dan kemudian pelayan datang, saya bertanya tentang Alibaba dan menjawab "Alibaba dan 40 penyamun". Dan saya berkata benar, ini nama yang bagus! kemudia di jalan saya bertanya kepada setidaknya 30 orang dan bertanya. Anda tau Alibaba? mereka dari India, Jerman, Tokyo, China, mereka menjawab tau tentang Alibaba. Alibaba dan open sesame. Alibaba baik hati, entrepreneur sejati, dan membantu rakyat desa. Jadi, itu juga mudah dieja hingga diketahui secara global. Alibaba membuka bisnis untuk entrepreneur besar dan kecil. Kami juga mencatat nama Alimama, siapa tau ada yang akan melamar kami!."

Kisah Perjalanan Bisnis Bos Group Astra International


Profil Theodore Rachmat CEO PT. Triple A Jaya bagaimana menjadi triple- entrepreneur

Nama panjangnya, Theodore Permadi Rachmat, atau dikenal sebagai Theodore Rachmat. Lahir tahun 1943, dan merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung, jurusan teknik mesin. Ia masih satu angkatan dengan sesama jajaran eksekutif di Astra International, seperti  Benny Subianto dan Subagio Wiryoatmodjo secara langsung. Ia sendiri merupakan keponakan dari seorang William Soeryadjaya, CEO Astra International.

Awalnya, ia lebih memilih berbisnis tanpa bantuan pamanya sama sekali. Tahun 1970, Theodore bekerja sama dengan Benecditus Rahmat, kakanya, membangun sebuah perusahaan konstruksi di bawah bendera PT. Porta Nigra. Perusahaan tersebut cukup berkembang dibawah menejemen dua orang. Tetapi akhirnya, dia harus berurusan dengan Group Astra, dan melalui Allis Chalmers Astra, bekerja sebagai selesman alat- alat berat. Berkat kerja kerasnya, Theodore pun terpilih sebagai president direktur PT. Astra International dari tahun 1972- 1998, walaupun keluarga William Soeryadjaya tidak lagi aktif. Ia sempat beristirahat hingga dua tahun, dan Theodore harus kembali ke PT. Astra International sebagai pucuk pimpinan kembali.

Theodore sendiri memiliki bagian dari Group Astra sekita 5%, dan bukan karena faktor keluarga tetapi kemampuanya mengembangka anak bisnis Group Astra International. Perlu diketahui, semua komisaris di Astra, seperti Benny Subianto, Hugianto Kumal, Subagio Wiryoatmodjo juga mendapatkan bagian yang saham untuk Group Astra International, dengan nilai 1-5%. Melalui pola tersebut, setidaknya dari tahun 1972, Theodore juga memiliki 1% dari PT. Surya Semesta Internusa. Tbk. Setahun kemudian, ia mendirikan perusahaan dibidang investasi PT. Windu Nusantara yang kemudian mendirikan lima anak perusahaan (PT Mutiara Samudera Lines, PT Kayaba Indonesia, PT Traktor Nusantara, PT Sinar Abadi Cemerlang dan PT Cipta Piranti Tehnik)

Theodore juga ikut andil di PT. Sunrise Garden dengan 2% kepemilikan, perusahaan yang mengembangkan perumahan Sunrise Garden di Jakarta Barat, kemudian 1,5% untuk PT. Emporium Lumber. Bersama paman- pamannya (William Soeryadjaya, almarhum Tjia Kian Tie dan Benyamin Arman Suriadjaya) dan almarhum Masagung, memiliki nilai saham 10% untuk PT Inter Delta Tbk, perusahaan peralatan foto merk Kodak.

PT. Triple A Jaya, ia dirikan dengan maksud mewakili kepemilikan pribadi. Dari sini, dia memiliki ke khususan untuk setiap unit usaha di bawah bendera Astra Group. Hal tersebut terkait pembangunan dua unit perusahaan baru  dan akuisisi 17 perusahaan. Dan, dia juga menargetkan beberapa unit perusahaan baru. Seperti kepemilikannya akan PT. Aneka Komkar Utama (pabrik sarung tangan karet di Tangerang), PT Suryaraya Wahana (akan membangun pabrik pulp di Kalimantan Timur), PT Concretindo Rejeki (pabrik readymix concrete di Cirebon), PT. Inkoasku (pabrik wheel rim di Jakarta), dan lain-lain. Seluruhnya merupakan bagian dari PT. Triple A Jaya , ada sekitar 19 perusahaan anak dan 21 perusahaan cucu. Tidak semuanya bertahan, karena beberapa telah di divestasi hingga dimergerkan (10 divestasi, dan 8 merger).

Jika dilihat dari jumlahnya, kita mungkin menyimpulkan sulitnya mengatur semua. Bahkan, ketika itu, istrinya juga ikut ambil bagian dari usaha pribadinya. Like Rani Imanto, istrinya, memiliki inevstasi pribadi di PT Delta Exim yang setahun kemudian mendirikan perusahaan kontruksi PT Delta Sarana Indonesia. Tercatat seluruhnya ada 14 perusahaan yang pendirian dan penyertaan awalnya terkait dengannya. Tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit (PTTunggal Perkasa Plantations, PT Sari Aditya Loka, PT Karya Tanah Subur, PT Sari Lembah Subur, PT Sankawangi, PT Sukses Tani Nusasubur dan PT Suryaraya Bahtera telah dilepas ke PT Astra Agro Lestari Tbk. Walau, akhirnya, hanya 4 perusahaan yang masih aktif sekarang, yaitu PT Catur Reksadaya (dagang), PT Djambi Waras (perkebunan karet), PT Purna Carmatama (sepatu olahraga) dan PT Brahma Binabakti (crumb rubber).

Porsi setiap perusahaan yang relatif kecil, atau hanya sekitar beberapa persen dari aset tidak menyurutkan keuntungan dari Theodore. Hal ini justru sangat menguntungkan, dan secara langsung merubahnya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Dia sekarang bukan hanya seorang entrepreneur tetapi juga investor jadi kesatuan. Dengan minoritas kepemilikan, dikala krisis datang, ia dapat menyelamatkan keuangannya dari krisis. Lain hal dengan pendapatan, ia mendapatkan keuntungan besar dengan tumbuhnya perusahaan. Apa lagi, Theodore Rachmat memiliki kemampuan menejarial serta kepemimpian terbukti dari pengalamannya di Group Astra.

Pemilik Lebih dari 300 Pabrik Manufactur serta Ribuan Hektar Kebun Sawit


Profil Martua Sitorus CEO Wilmar International

Martua Sitorus lahir di Pematang Siantar, sebuah kota di Sumatera Utara, di tahun 1960. Pria yang memiliki nama asli Thio Seng Hap, adalah pemilik perusahaan Wilmar International bersama Kuok Khoon Hong. Meraka bergerak di bisnis sawit, dan menjadi perusahaan terbesar di dunia dari usahnya. Di tahun 1991, perusahaan tersebut resmi berdiri dengan 7.100 hektar kebun sawit. Wilamar International juga mendirikan pabrik pengolahan hingga Sumatera Utara. 


Wilmar International tercatat dalam bursa saham di Singapura. Bisnisnya tumbuh, yang sebelumnya berupa pengolahan minya sawit mulai berkembang terspesifikasi di wilayah agrobisnis. Perusahaan tersebut memiliki beberapa usaha lain, seperti penyuliang minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produksi biodisel, dan pengolahan biji- bijian. Pengepakanya meliputi (1). merchandising minyak sawit dan produk laurics (semacam lemak nabati), (2). pengolahan minyak sawit dan refinery, (3). peremukan, yang kemudian diolah dan refining untuk manjadi minyak yang bisa dimakan, minyak sayur, biji- bijian dan kedelai. Konsumennya meliputi China, Vietnam dan Indonesia, dan sudah berbentuk hasil jadi siap pakai. 

Lainnya, perusahaan juga masuk ke wilayah pembuatan dan distributor fertilizer, hingga menyewakan kapal. Dari sekian bisnis, yang terbesar, tentunya di bidang sawit. Mertua sendiri juga aktif dalam bisnis kesahatan, seperti membangun sebuah rumah sakit di Medan, Murnia Teguh Memorial Hospital. Rumah sakit yang ia persembahkan untuk ibunya, Murni Teguh. Rumah sakit tersebut didirikan 12 Desember 2012.

Meskipun ia tinggal di Singapura, dengan istrinya dan tiga orang anak, perubahan tempat tinggal tidak berarti bagi hidupnya. Martua tetaplah warga negara Indonesia, dan memiliki usaha sebagian besar di Indonesia. Dia mulai meilirik pasar sawit sedari muda. Dia sering menjual minyak sawit dari Indonesia ke Singapura. Dari sinilah, Martua berminat untuk memiliki kebun sawit sendiri. Bersamaan dengan kebun sawit, dia kemudian mendirikan Wilmar International beserta temannya.

Jika anda ingin tau salah satu produk dari Wilmar, anda pasti tau minyak kemasan Sania. Salah satu produk yang dipasarkan di Indonesia, dan pernah menjadi hits beberapa tahun lalu. Sebenarnya, perusahaan tersebut setidaknya mimiliki 48 perusahaan, tetapi dengan usaha yang begitu banyak; membuat pabrikanya tersebar. Mertua Sitorus merupakan entrepreneur yang fokus menciptakan peluang dari satu sumber, agricultural. Buktinya, sebagian besar bisnisnya berbicara tentang pengolahan dan pengemasan minyak nabati.